Harga Beras Dunia Makin Tinggi gegara Dolar AS, Kepala Bapanas: Berapa pun Harganya Kita Beli!

Harga Beras Dunia Makin Tinggi gegara Dolar AS, Kepala Bapanas: Berapa pun Harganya Kita Beli!

Ekonomi | inews | Kamis, 18 April 2024 - 14:22
share

JAKARTA, iNews.id - Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menyoroti kenaikan harga beras dunia dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang tinggi di level Rp16.000. Menurutnya pihaknya akan membeli berapa pun harganya.

Sebab, kata Arief, beras merupakan pangan pokok masyarakat luas. Alhasil, ketersedian menjadi fokus utama pemerintah, tak terkecuali saat harga dolar menguat dan kenaikan harga beras di tingkat global.

"Kita kalau tidak makan nasi kan tidak mungkin, jadi harus disediakan, whatever the price (berapa pun harganya)," ujar Arief usai Halal bi Halal Bapanas, Kamis (18/4/2024).

Meski demikian, Arief menjelaskan saat ini pemerintah tengah melakukan stress test atau melakukan analisis dan simulasi untuk menguji ketahanan fiskal negara dalam merespon situasi makro ekonomi global.

Pasalnya, pemerintah dan DPR sebelumnya telah menyepakati asumsi dasar ekonomi makro pada APBN 2024, misalnya untuk harga minyak dunia (ICP) sebesar 82 dolar AS per barel, lifting minyak sebesar 635.000 barel per hari, serta lifting gas sebesar 1,033 juta barel setara minyak per hari.

Selain itu nilai tukar rupiah sepanjang tahun 2024 diasumsikan berada di level Rp15.000 per dolar AS, suku bunga SBN 10 tahun sebesar 6,7 persen, pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen, inflasi yang terkendali sebesar 2,8 persen, dan suku bunga SBN 10 tahun sebesar 6,7 persen.

Komponen-komponen tersebutlah yang menjadi pembentuk harga dalam melakukan importasi sebuah komoditas.

"Kita sedang stress test, sampai di berapa harganya, tapi tidak mungkin tidak makan, ketika harga beras Rp18.000, kan tetap ketersediaan harus dijaga," tutur Arief.

Arief menjelaskan saat ini harga beras dunia berada di level 670 dolar AS per ton, padahal harga sebelumnya hanya 460 dolar AS per ton. Situasi tersebut sudah membuat Pemerintah tentunya lebih banyak menggelontorkan APBN untuk pengadaan beras, belum lagi ditambah nilai tukar yang rupiah yang melemah.

"(Sedang menghitung) misalnya harga beras harganya 630 dolar per metrik ton, dengan currency Rp15.500 waktu itu, kalau Rp16.000 berapa. Tapi insyaallah kita bisa melewati ini semua dengan baik," tutup Arief.

Topik Menarik