Yang Chuan dan Huang Yeping Jadi Beneficial Owner Calon Pengendali Baru Ansa Land (ASPI)
IDXChannel - PT Hua Yuan New Energy Indonesia (HYNEI) berencana mengakuisisi PT Andalan Sakti Primaindo Tbk atau Ansa Land (ASPI). Proses akuisisi saat ini sejauh ini masih dalam tahap uji tuntas (due diligence) oleh pihak calon pembeli.
HYNEI yang berdiri pada 2025 memiliki dua pemegang saham yakni PT Harum Abadi Indonesia dan PT Longsheng Investama Indonesia dengan porsi masing-masing 50 persen. Adapun Ultimate Beneficial Owner (UBO) alias penerima manfaat akhir dari HYNEI adalah Yang Chuan dan Huang Yeping.
Dalam struktur manajemen HYNEI, Yang Chuan bertindak sebagai Presiden Direktur, sementara Huang Yeping menjadi Direktur. Adapun jajaran Dewan Komisaris diisi oleh Shen Bin sebagai Presiden Komisaris dan Chen Fan sebagai Komisaris.
Manajemen Ansa Land mengatakan, tujuan HYNEI mengakuisisi perseroan untuk mengembangkan bisnis dan investasi sekaligus memperluas portofolio bisnis di Indonesia.
Berdasarkan kronologi awal, HYNEI menunjuk PT UOB Kay Hian Sekuritas untuk mencarikan mitra strategis terkait rencana pengembangan bisnis dan investasi perusahaan tersebut di Indonesia. Proses uji tuntas masih dilakukan, sehingga Perjanjian Jual Beli Saham belum dilakukan.
"Saat ini, HYNEI sedang melakukan tahapan uji tuntas (due diligence) yang diharapkan dapat diselesaikan dalam waktu dekat," kata manajemen Ansa Land melalui surat kepada BEI, Senin (8/12/2025).
Jika proses uji tuntas selesai dan hasilnya memuaskan kedua belah pihak, maka perseroan dan HYNEI baru akan meneken Perjanjian Juial Beli Saham Bersyarat yang disusul dengan Perjanjian Jual Beli Saham.
"Mekanisme pengambilalihan saham ASI oleh HYNEI akan dilakukan secara sekaligus alias tidak bertahap," kata manajemen Ansa Land.
Selain itu, perseroan menekankan proses uji tuntas hanya dilakukan oleh calon pembeli kepada calon penjual. Dengan kata lain, perseroan tak melakukan uji tuntas kepada calon pembeli.
Saham ASPI tertekan setelah kabar rencana akuisisi oleh HYNEI. Dalam dua hari terakhir, harga saham emiten properti itu menyentuh batas auto reject bawah (ARB) hingga ke level Rp890 per saham.
(Rahmat Fiansyah)










