Deretan Saham Hot di Sektor Teknologi, Ada yang Terbang 145 Persen
IDXChannel – Sejumlah saham teknologi yang tergabung dalam indeks IDXTECHNO mencatat lonjakan harga signifikan dalam beberapa waktu terakhir, didorong oleh berbagai katalis, mulai dari agenda ekspansi hingga aksi korporasi.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), hingga penutupan sesi I pada Jumat (5/12/2025), IDXTECHNO menguat 2,78 persen dalam sepekan dan 2,78 persen dalam sebulan.
Sepanjang 2025, indeks ini sudah melesat 159 persen dan menjadi sektor dengan kenaikan tertinggi di pasar.
Selama sebulan belakangan, saham PT Folago Global Nusantara Tbk (IRSX) terbang 145,00 persen ke Rp490 per unit. Dalam sepekan, saham IRSX melejit 12,39 persen.
Dalam keterbukaan informasi pada 27 November 2025, IRSX menyampaikan bahwa perusahaan tengah mempersiapkan pelaksanaan Penambahan Modal dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD I) alias rights issue.
Aksi korporasi ini sebelumnya telah memperoleh persetujuan dalam RUPSLB yang digelar pada 26 September 2025.
Selanjutnya, perusahaan akan merilis Keterbukaan Informasi dan/atau Prospektus Ringkas sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Indo Premier Sekuritas menyebut, dalam riset yang terbit pada 4 Desember 2025, Folago Global Nusantara sebagai salah satu jaringan multi-channel (MCN) berbasis TikTok terbesar di Indonesia.
Perusahaan yang dimiliki Subioto Jingga itu telah mengakuisisi 54,9 persen saham IRSX pada Agustus-September 2025. Bisnis utamanya mencakup Folago Social Commerce, Live Entertainment, dan Folago Go, dengan rencana ekspansi ke Folago Pictures serta Folago AI Commerce & Digital Twin.
Folago menggandeng sekitar 47.000 kreator, termasuk 100 kreator papan atas, dan memiliki pusat pelatihan internal untuk meningkatkan kemampuan kreator.
Pada 2024, Folago mencatat GMV social commerce sekitar Rp3 triliun. Kreator papan atas menghasilkan GMV sekitar Rp5 miliar per bulan, sedangkan kreator mikro rata-rata Rp5-10 juta.
Folago memperoleh 30-50 persen dari biaya kreator atau sekitar 15-20 persen dari GMV. Indo Premier melihat peluang pertumbuhan tetap besar, sejalan dengan proyeksi GMV global TikTok yang meningkat tiga kali lipat per tahun hingga 2029.
Selain itu, MCN baru menguasai sekitar 20 persen GMV TikTok Indonesia, menjadikan Folago sebagai salah satu dari tiga pemain terbesar.
Di segmen live gifting, Folago meraih komisi 17 persen melalui akun kreator dan dapat mencapai 67 persen bila sesi disiarkan melalui akun internal mereka.
Besarnya pasar live gifting Indonesia yang mencapai sekitar Rp1,3 triliun per bulan turut menopang prospek pertumbuhan.
Folago juga tengah mempersiapkan ekspansi ke konten film pendek melalui platform Tidak Tidur yang ditargetkan meluncur pada Desember 2025. Proyek ini didukung kemitraan dengan MCN Be Friends dari Hong Kong.
Perusahaan mulai menguji video pendek berbasis AI dan mengembangkan digital twin untuk menghemat biaya dan mempercepat produksi hingga 1.000 konten promosi sekaligus.
Seperti disinggung di muka, Indo Premier mencatat Folago berencana melakukan rights issue sebesar Rp3 triliun pada Februari-Maret 2026 untuk membiayai ekspansi ke film pendek dan teknologi AI, dengan potensi dukungan investor asal China.
Selain itu, dua peluang akuisisi tengah dikaji, dan jika terealisasi, laba bersih Folago diproyeksikan dapat melampaui Rp1 triliun pada 2027.
Selain IRSX, saham PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) juga meningkat 17 persen selama sebulan terakhir. Sementara, dalam sepekan saham ini naik 2,68 persen.
Kabar terbaru, dikutip dari media daring, manajemen WIFI menyampaikan, perseroan telah menandatangani addendum perjanjian kerja sama dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) terkait pengembangan jaringan fiber optik di Sumatera.
Pihak WIFI menjelaskan, penandatanganan ini menandai perluasan ekspansi proyek perseroan ke Pulau Sumatera.
Saham e-commerce Grup Djarum PT Global Digital Niaga Tbk (BELI) juga mendaki, yakni 15,61 persen sebulan ini. Demikian pula, saham PT Indointernet Tbk (EDGE) yang terapresiasi 10,67 persen dalam periode yang sama.
Saham Grup Emtek PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) naik 9 persen dalam sebulan di tengah proses penawaran umum perdana (IPO) PT Super Bank Indonesia Tbk (SUPA) atau Superbank.
Pengamat pasar modal Michael Yeoh menilai dinamika saham teknologi di pasar global dan domestik bergerak dengan karakter yang sangat berbeda.
Ia mengatakan bahwa sentimen di bursa internasional menunjukkan tanda-tanda kejenuhan valuasi.
“Saham-saham tech memang bukan favorable di IHSG. Sementara jika kita bandingkan dengan bursa luar, sudah ada kekhawatiran terjadi tech bubble, menyusul Magnificent 7 yang berada dalam valuasi premium, dengan rata-rata rasio price-to earnings (PE) 23 kali,” kata Michael, Jumat (5/12/2025).
Michael menambahkan, bobot raksasa teknologi global sudah sangat dominan. “Saham Magnificent 7 memiliki market cap yang setara dengan 441 saham di AS lainnya jika digabung,” imbuh dia.
Namun, ia menegaskan bahwa kondisi tersebut tidak tercermin di pasar domestik. Melalui analisisnya, Yeoh memaparkan bahwa komposisi sektor teknologi di Indonesia masih relatif kecil dibanding bursa global, dengan bobot hanya sekitar 4-6 persen.
Lebih jauh, ia melihat adanya ruang pertumbuhan yang lebih besar di pasar lokal.
“Potensi untuk sektor tech meningkat, menyusul potensi pemangkasan suku bunga, yang mana kita ketahui sektor ini memiliki capex yang tinggi, yang memliki beban besar dari cost of fund,” demikian Michael menutup penjelasannya. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.










