Porsche Pangkas Proyeksi Laba 2025 Imbas Kebijakan Tarif AS dan Lesunya Pasar China
IDXChannel- Produsen mobil mewah asal Jerman, Porsche AG memperkirakan keuntungannya di 2025 bakal turun. Posche menyebut tarif tinggi dari Amerika Serikat akan sangat berdampak, ditambah permintaan mobil listrik global diprediksi melemah.
Dilansir Bloomberg, Selasa (29/4/2025), sebelumnya Porsche memperkirakan laba atas penjualan mencapai setidaknya 10 persen. Namun, kini angka itu direvisi turun hingga 6,5 persen.
Kondisi tersebut semakin diperburuk dengan menurunnya permintaan dari pasar China serta kebijakan tarif dari pemerintahan Presiden AS Donald Trump yang membebani.
Padahal, pasar Amerika Serikat baru-baru ini menjadi pasar utama Porsche karena permintaan SUV Macan dan Cayenne meningkat. Namun kebijakan tarif tinggi AS langsung mempengarui harga juga dan permintaan karena seluruh mobil Porsche masih diimpor dari Eropa.
Porsche menyebut tarif AS mulai terasa dampaknya sejak April dan akan berlanjut memengaruhi kinerja perusahaan pada Mei.
Menurut analis dari Citi, beban tarif bisa mencapai 2 miliar euro per tahun jika harga tidak dinaikkan. Pada saat yang sama, produsen mobil Eropa lainnya seperti Ferrari, Mercedes-Benz, dan Renault ikut melakukan penyesuaian strategi akibat ketegangan perdagangan tersebut.
Tak hanya persoalan tarif, Porsche juga menghadapi penurunan tajam di pasar China. Penjualannya di China anjlok 42 persen dalam tiga bulan pertama 2025.
Angka ini jadi kinerja terburuk sejak 2013. Porsche juga melakukan perombakan manajemen dan akan memangkas tenaga kerja di Jerman demi efisiensi.
Dalam laporan keuangan kuartal I-2025, laba operasional Porsche turun 40 persen menjadi 760 juta euro. Selain itu, untuk pertama kalinya margin laba hanya mencapai satu digit di angka 8,6 persen.
Proyeksi pendapatan tahunannya juga diturunkan menjadi 37 miliar euro, dari sebelumnya 39–40 miliar euro. Untuk menyesuaikan strategi, Porsche akan mengalokasikan dana sebesar 800 juta euro untuk memperluas lini produk mesin pembakaran dan hybrid plug-in sambil menurunkan target laba jangka menengahnya menjadi 15–17 persen.
(Ibnu Hariyanto)
