Apindo Sebut Biaya Logistik di Indonesia Sangat Tinggi, Kalah dari Malaysia dan Singapura
IDXChannel - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyoroti tingginya biaya logistik di Indonesia. Situasi tersebut dinilai menghambat daya saing pelaku usaha.
Wakil Ketua Bidang Perbankan dan Jasa Keuangan Apindo, Anika Faisal mengatakan, beban logistik domestik Indonesia jauh lebih tinggi dibandingkan negara-negara tetangga di kawasan Asia Tenggara.
“Logistik kita itu masih cukup tinggi dibandingkan dengan regional seperti Malaysia dan Singapura,” kata Anika dalam HSBC Summit 2025 di Jakarta, Selasa (22/4/2025).
Sebagai perbandingan, Anika menyebut biaya logistik di Malaysia hanya 13 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Sementara Singapura, angkanya lebih rendah lagi.
“Biaya logistik kita sekitar 23 persen dari PDB, which is quite high (yang mana cukup tinggi),” katanya.
Menurut Anika, perbedaan angka ini menunjukkan adanya gap efisiensi yang signifikan. Hal ini berdampak langsung terhadap harga barang, struktur biaya, dan margin usaha perusahaan.
Dia menyebut, tingginya biaya logistik tidak hanya membebani sektor manufaktur dan distribusi, tapi juga menjadi salah satu penghambat utama dalam menarik investasi baru, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Oleh karena itu, Anika menekankan, perbaikan sektor logistik perlu menjadi prioritas kebijakan pemerintah, terutama untuk mendukung pertumbuhan industri nasional dan meningkatkan daya saing ekspor Indonesia di pasar global.
Dia menyebut, tingginya biaya logistik ini disumbang terutama oleh suku bunga yang masih cukup tinggi serta infesiensi dalam proses perizinan usaha yang turut menekan iklim investasi.
“Suku bunga kita memang masih cukup tinggi, Jadi cost of fund-nya (biaya dana) juga besar,” ujar Komisaris PT Bank Jago Tbk (ARTO) itu.
Dia berharap pemerintah dapat mengoptimalkan reformasi struktural dan mempercepat integrasi sistem logistik nasional agar lebih efisien. Kolaborasi dengan swasta dianggap penting untuk menciptakan ekosistem distribusi yang lebih kompetitif.
(Rahmat Fiansyah)