Profil Brigitte: Ibu Negara Prancis yang Tampar Presiden Macron, Dikenal Sangat Protektif

Profil Brigitte: Ibu Negara Prancis yang Tampar Presiden Macron, Dikenal Sangat Protektif

Global | sindonews | Selasa, 27 Mei 2025 - 08:43
share

Ibu Negara Prancis Brigitte Macron telah viral setelah dia terlihat menampar suaminya, Presiden Emmanuel Macron di pintu pesawat saat berada di Hanoi, Vietnam. Sang presiden berdalih insiden itu hanya guyon.

Rekaman video memperlihatkan pintu pesawat terbuka dan menunjukkan Macron berbicara kepada seseorang di luar kamera. Beberapa saat kemudian, dua lengan berbalut jaket merah terulur dan mendorong wajahnya, menutupi mulut dan rahangnya. Macron melangkah mundur sebelum mendapatkan kembali keseimbangannya, lalu tersenyum dan melambaikan tangan setelah melihat kamera.

Brigitte, yang mengenakan jaket merah, segera muncul di sampingnya. Macron menawarkan tangannya, yang ditolaknya, dan mereka berjalan menuruni tangga bersama.

Berbicara kepada wartawan pada hari Senin, Macron terkejut oleh gelombang spekulasi tentang insiden tersebut.

"Ada video yang memperlihatkan saya dan istri saya bertengkar dan bercanda, dan entah bagaimana itu menjadi semacam bencana geo-planet, dengan orang-orang bahkan memunculkan teori untuk menjelaskannya," katanya.

"Bercanda, seperti yang sering kami lakukan," ujar Macron. Seorang pejabat Istana Élysée mengatakan kepada media Prancis bahwa adegan itu menunjukkan "momen kedekatan. Namun, itu sudah cukup untuk memberi makan para ahli teori konspirasi."

Profil Ibu Negara Prancis Brigitte Macrcon

Nama aslinya adalah Brigitte Marie-Claude Trogneux. Dia lahir pada 13 April 1953 di Amiens, Prancis, dari keluarga kaya raya pemilik perusahaan cokelat ternama "Jean Trogneux", yang sudah berdiri sejak 1872.

Dia merupakan anak bungsu dari enam bersaudara. Kehidupannya sejak awal tidak jauh dari dunia pendidikan dan kesenian.

Brigitte menyelesaikan pendidikan di Université de Paris Nanterre dengan spesialisasi di bidang sastra. Dia kemudian mengabdikan diri sebagai guru bahasa Prancis dan Latin, termasuk di Lycée la Providence di Amiens—tempat kisah hidupnya berubah secara drastis.

Di sekolah Katolik swasta tersebut, yang setara dengan sekolah menengah pertama (SMP), Brigitte yang berusia 39 tahun bertemu dengan murid bernama Emmanuel Macron—seorang remaja cerdas berusia 15 tahun yang kemudian menjadi suaminya dan juga menjadi Presiden Prancis.

Hubungan mereka yang terpaut usia 24 tahun sempat ditentang keras oleh keluarga Macron. Bahkan, orang tua Macron mengirim Emmanuel ke Paris agar terpisah dari Brigitte.

Sikap orang tua Macron wajar karena Brigitte saat itu telah menikah atau berstatus sebagai istri orang.

Namun, seperti kisah fiksi William Shakespeare, cinta Macron dan Brigitte tetap bertahan.

Brigitte akhirnya bercerai dari suami pertamanya, bankir André-Louis Auzière, pada tahun 2006. Dia kemudian menikah dengan Emmanuel Macron pada 20 Oktober 2007 di Le Touquet.

Pernikahan mereka yang tidak konvensional langsung menarik perhatian media dunia saat Macron mencalonkan diri sebagai Presiden Prancis pada 2017—dan menang.

Brigitte, Sosok Sangat Protektif

Jurnalis Anne Fulda dalam buku biografi "Emmanuel Macron: A Perfect Young Man" menggambarkan Brigitte sebagai sosok yang sangat protektif. Dia sangat menjaga Macron dari tekanan politik dan sosial.

"Brigitte melindunginya dari kelelahan, dari orang-orang yang dianggapnya terlalu beracun," tulis Fulda.

Dalam buku "Madame la Présidente" karangan Ava Djamshidi dan Nathalie Schuck, Brigitte digambarkan sebagai seseorang yang tidak ragu memberi masukan tajam pada suaminya, termasuk mengkritik pidato atau kebijakan yang dirasa kurang tepat.

Dia bahkan disebut sebagai "pembaca pidato terakhir" sebelum Macron menyampaikan pidato-pidato penting.

Dalam wawancara dengan Paris Match dan Elle, Brigitte dikenal sangat memperhatikan detail, terutama dalam hal protokol publik dan gaya busana. Salah satu penasihat dekat mengatakan: “Dia sangat menuntut—baik pada dirinya sendiri maupun orang lain.”

Berbeda dari banyak ibu negara yang bersifat simbolik, Brigitte Macron tampil aktif. Dia dikenal dekat dengan berbagai program sosial, terutama yang berkaitan dengan pendidikan dan autisme. Dia adalah presiden dari Fondation des Hôpitaux, yayasan yang membantu rumah sakit anak-anak dan remaja di Prancis.

Brigitte juga mendukung kampanye melawan bullying di sekolah dan aktif mempromosikan literasi. Salah satu kontribusinya yang paling menonjol adalah keterlibatannya dalam inisiatif reformasi pendidikan, sesuai dengan latar belakangnya sebagai guru.

Gaya Brigitte yang chic, dengan busana rancangan Louis Vuitton, sering disorot media sebagai bukti bahwa usia bukan penghalang untuk tampil elegan. Dia melawan stereotip perempuan lansia, sekaligus menjadi simbol kekuatan feminin di panggung politik.

Meski terus menerus menjadi target kritik karena perbedaan usia dengan suaminya, Brigitte tetap tenang dan tidak mencari pembelaan. Dalam sebuah wawancara dengan Elle pada 2017, dia berkata, “Satu-satunya kekurangan Emmanuel adalah usianya yang lebih muda dari saya.”

Brigitte sudah memiliki tiga anak dari pernikahan pertamanya: Sébastien, Laurence, dan Tiphaine, yang seluruhnya telah sukses secara profesional—dari insinyur, dokter, hingga pengacara. Emmanuel Macron sendiri disebut memiliki hubungan harmonis dengan anak-anak tiri dan cucu-cucu Brigitte.

Mereka tinggal di Istana Élysée, namun kerap menghabiskan waktu di kediaman pribadi mereka di Le Touquet, wilayah pesisir utara Prancis.

Ketika Emmanuel Macron terpilih kembali sebagai Presiden Prancis pada 2022, banyak yang mencatat momen saat dia menggandeng tangan Brigitte dan menciuminya di hadapan massa. Sebuah pemandangan yang mengingatkan dunia bahwa cinta, bila tulus dan saling menghormati, mampu menembus batas usia, kritik, dan politik.

Brigitte Macron tidak hanya mendampingi presiden. Dia mendampingi zaman yang berubah, di mana perempuan tidak lagi diukur dari usianya, tetapi dari kontribusinya.