Trump Marahi Wartawan karena Tanya Hadiah Pesawat Mewah Qatar: Keluar dari Sini!

Trump Marahi Wartawan karena Tanya Hadiah Pesawat Mewah Qatar: Keluar dari Sini!

Global | sindonews | Kamis, 22 Mei 2025 - 12:02
share

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memarahi seorang jurnalis NBC karena bertanya tentang keputusan pemerintahannya untuk menerima hadiah pesawat mewah dari Qatar. Pertanyaan itu diajukan selama pertemuan Trump dengan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa di Gedung Putih pada Rabu waktu setempat.

Wartawan itu mengajukan pertanyaannya setelah Trump meminta stafnya memutar video di depan Ramaphosa, yang menurut Presiden AS membuktikan genosida sedang dilakukan terhadap warga kulit putih Afrika Selatan.

"Pentagon mengumumkan bahwa mereka akan menerima jet Qatar untuk digunakan sebagai Air Force One," tanya wartawan tersebut, saat model Boeing-747 diposisikan di atas meja di depan kedua pemimpin.

"Apa yang Anda bicarakan? Anda tahu, keluar dari sini. Apa hubungannya ini dengan jet Qatar," jawab Trump, sebelum menuduh wartawan itu berusaha mengalihkan topik perihal klaim genosida warga kulit putih Afrika Selatan yang sedang dibahas.

“Anda benar-benar...Anda tahu, Anda wartawan yang buruk. Pertama-tama, Anda tidak memiliki kemampuan untuk menjadi wartawan. Anda tidak cukup pintar. Namun, Anda berani membahas topik tentang jet yang diberikan kepada Angkatan Udara Amerika Serikat, itu hal yang sangat bagus,” lanjut Trump.

“Mereka juga memberikan investasi senilai USD5,1 triliun sebagai tambahan untuk jet tersebut. Kembalilah, Anda harus kembali ke studio Anda di NBC," paparnya.

“Tidak ada pertanyaan lagi dari Anda.”

Ramaphosa duduk dengan tenang, menatap sekeliling ruangan selama percakapan yang intens itu.

Presiden Afrika Selatan itu kemudian bercanda kepada Trump: “Saya minta maaf karena saya tidak punya pesawat untuk diberikan kepada Anda.”

“Andai saja Anda punya, saya akan menerimanya,” jawab Trump.

Pemerintahan Trump secara resmi telah menerima pesawat mewah yang dihadiahkan oleh Qatar untuk digunakan sebagai Air Force One sementara.

"Menteri Pertahanan Pete Hegseth menerima jet Boeing 747 sesuai dengan semua aturan dan regulasi federal," kata juru bicara Pentagon Sean Parnell dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu.

"Departemen Pertahanan akan bekerja untuk memastikan langkah-langkah keamanan yang tepat dan persyaratan misi fungsional dipertimbangkan untuk pesawat yang digunakan untuk mengangkut Presiden Amerika Serikat," kata Parnell.

Keputusan untuk menerima hadiah itu diambil meskipun ada peringatan keamanan dan tuduhan penyuapan.

"Ini masalah keamanan nasional yang besar. Ini masalah penyuapan. Ini mungkin yang terbesar-saya yakin ini yang terbesar-'hadiah' yang pernah diberikan kepada presiden yang sedang menjabat...tidak hanya tidak ada makan siang gratis, tidak ada Air Force One gratis," kata Pemimpin Minoritas Senat AS Chuck Schumer pekan lalu.

Schumer awal minggu ini mengajukan rancangan undang-undang (RUU) yang akan mencegah pesawat asing digunakan sebagai Air Force One, namun Partai Republik memblokir RUU tersebut pada hari Rabu.

Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman al-Thani awal minggu ini membantah tuduhan penyuapan, menyebut tindakan itu sebagai "hal yang normal yang terjadi di antara sekutu".

"Saya berharap Amerika Serikat memandang Qatar sebagai mitra yang dapat diandalkan dalam diplomasi yang tidak mencoba membeli pengaruh," katanya.

Topik Menarik