Apa yang Terjadi setelah Seorang Paus Meninggal?

Apa yang Terjadi setelah Seorang Paus Meninggal?

Global | sindonews | Selasa, 22 April 2025 - 17:44
share

Apa yang terjadi setelah seorang Paus meninggal? Pertanyaan ini mungkin pernah muncul di benak masyarakat umum saat mendengar kabar duka dari Vatikan.

Kematian seorang Paus bukan hanya menjadi momen duka bagi Gereja Katolik, tetapi juga menandai dimulainya serangkaian tradisi kuno yang telah dijalankan selama berabad-abad.

Sebagai pemimpin tertinggi umat Katolik sedunia, wafatnya seorang Paus akan memicu berbagai prosedur penting, mulai dari konfirmasi resmi kematian hingga proses pemilihan pemimpin baru.

Salah satu tradisi tersebut dikenal dengan istilah sede vacante atau "takhta kosong" yang kemudian menjadi masa transisi sebelum Tahta Suci kembali diisi. Lebih jelasnya simak ulasannya berikut.

Apa yang Terjadi setelah Seorang Paus Meninggal?

Saat seorang Paus meninggal, akan ada tradisi-tradisi khusus yang dilakukan. Sama halnya, Gereja Katolik Roma juga bakal memulai ritual tradisional untuk menandai berakhirnya satu masa kepausan setelah wafatnya Paus Fransiskus pada Senin (21/4/2025).

Melansir ABC News, serangkaian tradisi tersebut meliputi konfirmasi kematian di rumah Paus, pemindahan peti jenazah ke Basilika Santo Petrus untuk penghormatan terakhir dari masyarakat, misa pemakaman hingga penunjukan Paus yang baru.

1. Konfirmasi Kematian

Tradisi pertama adalah konfirmasi kematian oleh pejabat dari Vatikan yang dikenal sebagai Camerlengo (Kardinal Kamerarius). Ia bertugas mengonfirmasi kematian Paus secara resmi.

Pada abad-abad dulu, tradisi mengharuskan sang Camerlengo memastikan kematian Paus dengan cara mengetuk kepala Paus menggunakan palu perak.

Menurut Encyclopedia Britannica, hal ini dilakukan sambil menyebut nama baptisnya sebanyak tiga kali, dan jika sang Paus tidak merespons, Camerlengo akan mengumumkan kematiannya.

Namun, saat ini Vatikan mengatakan bahwa metode itu tidak lagi digunakan. Sebagai contoh, kematian Paus Yohanes Paulus II pada 2005 dikonfirmasi dengan prosedur medis seperti EKG.

2. Penghancuran Cincin Nelayan

Secara tradis, lonceng akan dibunyikan di Lapangan Santo Petrus untuk menandai kematian seorang Paus. Setelah itu, Camerlengo juga bakal menyegel apartemen dan dokumen kepausan.

Kemudian, Camerlengo juga memastikan cincin nelayan milik Paus sudah dihancurkan agar tidak dapat digunakan oleh orang lain. Secara historis, mereka menghancurkan cincin tersebut.

Namun, di era ini telah terjadi perubahan. Tampaknya, Cincin Nelayan (Ring of the Fisherman) yang menjadi simbol otoritas kepausan hanya akan digores menggunakan kikir. Hal tersebut sudah cukup untuk menjadikannya tidak sah lagi saat dipakai.

3. Masa Berkabung dan Pemakaman

Jenazah Paus Fransiskus diperkirakan akan dipindahkan ke Basilika Santo Petrus paling cepat pada hari Rabu (23/4/2025). Sebelum itu, sekelompok kardinal akan bertemu di hari Selasa untuk membuat keputusan resmi.

Kemudian, akan ada masa berkabung yang berlangsung selama sembilan hari. Di samping itu, tanggal pemakaman dan penguburan harus diputuskan oleh para kardinal.

Misa pemakaman masih diperkirakan akan diadakan di Lapangan Santo Petrus, tetapi tidak seperti banyak pendahulunya, Paus Fransiskus meminta untuk dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore di Roma agar dekat dengan ikon kesayangannya, Madonna.

Ia juga pernah meminta dimakamkan dalam peti mati kayu sederhana, tidak seperti para pendahulunya yang dimakamkan dalam tiga peti mati yang terbuat dari cemara, timah, dan kayu ek.

4. Sede Vacante dan Penutupan Vatikan

Kemudian, ada periode Sede Vacante. Selama ini berlangsung, seluruh struktur pemerintahan Vatikan bersifat sementara.

Biasanya, tidak ada keputusan besar yang boleh diambil hingga Paus baru terpilih.

5. Konsistori dan Pemilihan Paus Baru

Barulah setelah itu ada pemilihan Paus baru yang disebut konklaf. Bersifat rahasia, sidang konklaf biasanya hanya dihadiri para Kardinal berusia di bawah 80 tahun.

Mereka nantinya akan berkumpul di Kapel Sistina untuk memilih Paus baru dengan suara dua pertiga. Ketika terpilih, asap putih (fumata bianca) akan keluar dari cerobong yang menandakan telah hadir Paus baru. Saat konklaf telah memilih seorang Paus, sosok yang bersangkutan akan ditanya kesiapannya. Jika menolak, prosedurnya dimulai lagi.

Jadi, terjawab sudah pertanyaan, “Apa yang terjadi setelah seorang Paus meninggal?”

Topik Menarik