Thailand Akan Terus Gempur Kamboja, sampai...
BANGKOK, iNews.id - Angkatan bersenjata Thailand akan terus melanjutkan operasi militer di sepanjang perbatasan hingga Kamboja mengubah sikap. Sebelumnya Perdana Menteri Thailand Anutin Charnvirakul membatalkan secara sepihak Deklarasi Damai yang diteken bersama Perdana Menteri Hun Manet di hadapan PM Malaysia Anwar Ibrahim dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Juru bicara militer Thailand Surasan Kongsiri mengatakan, pihaknya ingin melihat kesungguhan Kamboja untuk benar-benar melaksanakan kesepakatan damai.
"Sikap dan tindakan militer Thailand akan berlanjut sampai Kamboja mengubah sikap dan kembali ke jalur perdamaian," ujar Surasan, seperti dikutip dari Sputnik, Rabu (10/12/2025).
Konflik bersenjata terbaru di sepanjang perbatasan Thailand-Kamboja pecah sejak akhir pekan lalu dan berlanjut hingga Selasa (9/12/2025).
Kedua negara saling menuduh lawannya melanggar kesepakatan gencatan senjata lebih dulu.
Surasan menjelaskan, serangan udara Thailand ke Kamboja pada Senin merupakan pembelaan diri karena wilayahnya ditembaki lebih dulu.
"Mengenai serangan pendahuluan, Thailand bertindak dalam kerangka haknya untuk membela diri, dengan tunduk pada empat syarat, yaitu adanya ancaman mendesak, tidak adanya kemungkinan lain, proporsionalitas serangan balasan, dan penargetan serangan semata-mata pada sasaran militer, dengan tujuan menetralisir ancaman dan meminimalkan kerugian bagi penduduk sipil," katanya.
Sementara itu Menteri Luar Negeri (Menlu) Thailand Sihasak Phuangketkeow menyampaikan perkembangan terbaru kepada negara-negara anggota ASEAN, Sekretaris Jenderal PBB, dan Presiden Dewan Keamanan PBB, terkait posisi Thailand dalam konflik dengan Kamboja.
Sihasak telah mengirim nota protes resmi kepada Kamboja. Dia juga menginstruksikan kedutaan besar dan konsulat Thailand di seluruh dunia untuk secara aktif mengomunikasikan sikap Thailand terkait bentrokan di perbatasan kepada pemerintah tuan rumah, media, dan sektor terkait.
Sementara itu Kementerian Pertahanan Kamboja justru menuduh Thailand yang melanggar terlebih dulu. Kamboja mendesak masyarakat internasional untuk mengutuk pelanggaran Thailand atas Deklarasi Damai yang ditandatangani di hadapan Trump.








