Heboh! Ternyata Ini Alasan Presiden Turki Tayyip Erdogan Ngotot Tolak Finlandia dan Swedia Jadi Anggota NATO

Heboh! Ternyata Ini Alasan Presiden Turki Tayyip Erdogan Ngotot Tolak Finlandia dan Swedia Jadi Anggota NATO

Global | koran-jakarta.com | Rabu, 18 Mei 2022 - 09:44
share

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan tetap menegaskan menolak Finlandia dan Swedia sebagai anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Menurutnya, kedua negara tersebut mendukung kelompok militan Kurdi yang dianggap teroris oleh Ankara.

"Kedua negara ini tidak memiliki sikap yang jelas terhadap terorisme. Swedia adalah tempat bersarang organisasi teroris," kata Erdogan, dikutip dari Bloomberg, Rabu (18/5).

Turki juga menekankan tidak akan mengizinkan negara-negara yang memberlakukan sanksi ke Ankara untuk bergabung dengan NATO. Swedia menjadi salah satu negara yang menjatuhkan sanksi kepada Turki sejak 2019, atas kegiatan militernya di Suriah.

"Kami tidak akan mengatakan \'ya\' kepada (negara-negara) yang menerapkan sanksi kepada Turki untuk bergabung dengan organisasi keamanan NATO," ujar Erdogan, dikutip dari CNBC International.

Sebelumnya, Finlandia dan Swedia mengumumkan keinginannya untuk bergabung dengan NATO. Ini dikarenakan invasi Rusia ke Ukraina.

Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan bahwa Moskow akan menganggapi jika Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) mulai mendukung infrastruktur militer Swedia dan Finlandia. Ini seiring keputusan kedua negara untuk bergabung dengan aliansi militer yang dipimpin Amerika Serikat (AS) tersebut pasca invasi Rusia ke Ukraina.

Putin, pemimpin tertinggi Rusia sejak tahun 1999, telah berulang kali menyebut perluasan NATO pasca-Soviet ke arah timur menuju perbatasan Rusia sebagai alasan konflik Ukraina.

Ia mengatakan, perluasan NATO digunakan AS dengan cara agresif untuk memperburuk situasi keamanan global yang sudah sulit. Ini disampaikan Putin kepada para pemimpin militer yang didominasi Rusia dari negara-negara bekas Soviet.

Putin juga menjelaskan, Rusia tidak memiliki masalah dengan Finlandia atau Swedia, sehingga tidak ada ancaman langsung dari ekspansi NATO yang mencakup kedua negara tersebut.

"Tetapi perluasan infrastruktur militer ke wilayah ini tentu akan memancing tanggapan kami," kata Putin kepada para pemimpin Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif, yang meliputi Belarus, Armenia, Kazakhstan, Kirgistan, dan Tajikistan dilansir dari Reuters, Selasa (17/5).

"Apa (tanggapan) itu - kita akan melihat ancaman apa yang diciptakan untuk kita. Masalah diciptakan tanpa alasan sama sekali. Kami akan bereaksi sesuai dengan itu" tambahnya.

Topik Menarik