Kampus Penerima Dana Penelitian dan Pengabdian Masyarakat di LLDikti III Meningkat
LLDikti Wilayah III memetakan tiga isu strategis yakni peningkatan akses, mutu, relevansi Pendidikan tinggi, peningkatan kapasitas perguruan tinggi sebagai pusat solusi masyarakat, dan kontribusi perguruan tinggi terhadap program prioritas nasional pemerintah.
Perkembangan penelitian dan riset perguruan tinggi di wilayah Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (Dikti) Wilayah III ini pun terus dimaksimalkan.
Ketua Tim Kerja Riset dan Pengabdian Masyarakat Aprie Wellandira Suhardi menyebut LLDikti Wilayah III mengalami peningkatan jumlah perguruan tinggi penerima pendanaan Program Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat ‒dari 94 perguruan tinggi pada 2024 menjadi 117 perguruan tinggi pada 2025.
Baca juga: Guru Besar UNEJ Temukan Kandungan Propolis Brasil Lewat Riset Ekstraksi Superkritis
Hal ini didukung pula dengan meningkatnya jumlah judul penerima pendanaan program penelitian dan program pengabdian kepada masyarakat."Selain itu, kami juga memiliki program Klinik Jurnal yang bertujuan untuk meningkatkan tata kelola jurnal berbasis OJS dan mempersiapkan jurnal menuju akreditasi SINTA guna mendukung kualitas publikasi dan hasil riset dari perguruan tinggi,” ujar Aprie, melalui acara Temu Media, di Kantor LLDIkti Wilayah III, melalui siaran pers, Jumat (18/7/2025).
Selain itu, dalam lima tahun terakhir (2020-2025), LLDikti Wilayah III mencatat telah melahirkan 614 guru besar. Ketua Tim Kerja Sumber Daya Ina Agustiani menjelaskan.
Baca juga: Ilham Habibie Sebut Menjadi Negara Maju Tak Cukup Mengandalkan Sumber Daya Alam
"Pada tahun ini, hingga Juli 2025, telah ada 1.110 guru besar yang dikukuhkan. Ini merupakan capaian yang layak diapresiasi,” terang Ina Agustiani.
Ia menambahkan, untuk terus meningkatkan capaian ini, timnya menjalankan program Sosialisasi Strategi Percepatan Kenaikan Jabatan Akademik Asisten Ahli-Guru Besar.Dalam hal mempersiapkan lulusan perguruan tinggi menjadi agen perubahan yang berdampak bagi masyarakat, Plt. Kepala menegaskan bahwa perguruan tinggi tidak dapat berjalan sendiri.
Lagi Viral Gen ZTaiwan Jalan Menunduk seperti Budaya Indonesia, Netizen: Beneran Apa Ngejek?
“Perlu intervensi dari pihak pelaku usaha dan industri. Oleh karena itu, kami berupaya memperluas kebutuhan dan relevansi antara perguruan tinggi dan dunia usaha dan dunia industri dengan program IAB. Ini akan mempertemukan kebutuhan industri dengan lulusan-lulusan terbaik yang siap menerapkan ilmunya di dunia kerja,” jelasnya.
Baca juga: Kemendiktisaintek Dorong Hilirisasi Riset Lewat Dua Program Baru
Tri Munanto selaku Plt. Kepala LLDikti Wilayah III, dalam sambutannya menyampaikan telah banyak capaian dan inovasi yang dijalankan oleh LLDikti Wilayah III beberapa tahun terakhir dalam fungsi utamanya menfasilitasi pengelolaan dan peningkatan mutu perguruan tinggi.
“Berbagai program ini kami kategorisasikan berdasarkan bidangnya. Target program-program dan layanan yang kami jalankan ini menyasar baik secara kelembagaan yaitu instansi perguruan tinggi, maupun individual yaitu dosen, tenaga kependidikan, hingga mahasiswa,” ujarnya.Sementara itu, dalam waktu tiga tahun terakhir, penguatan perguruan tinggi terus dilakukan oleh LLDikti Wilayah III. Tahun 202III terdata 27III perguruan tinggi swasta di lingkungan LLDikti Wilayah III. Pada akhir tahun 2024 menjadi 260 perguruan tinggi swasta.
“Per hari ini, terdata ada 247 perguruan tinggi swasta di wilayah Jakarta. Penurunan jumlah ini bukanlah kemunduran, melainkan upaya penguatan perguruan tinggi melalui penyatuan atau penggabungan perguruan tinggi,” jelas Mulhadi, selaku Ketua Tim Kerja Kelembagaan dan Kemitraan.
Dalam hal kemitraan, Mulhadi menyebut berdasarkan laman Laporkerma, capaian target kemitraan LLDikti Wilayah III menyentuh angka 48. Laporkerma merupakan laman pelaporan kegiatan kerja sama perguruan tinggi dengan mitra yang dikelola oleh Kemdiktisaintek.
Selain itu, LLDikti Wilayah III tengah menjembatani kebutuhan dunia industri dengan perguruan tinggi melalui Industrial Advisory Board (IAB) berbentuk kolaborasi antar mitra seperti Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) dan Gerakan Nasional Indonesia Kompeten (GNIK).
Dalam hal peningkatan mutu perguruan tinggi, Ketua Tim Kerja Penjaminan Mutu Ikhsan Riyanda, menyebut salah satu program yang giat dilaksanakan ialah benchmarking atau studi tiru Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI). “Kami mendorong perguruan tinggi saling benchmarking. Perguruan tinggi didorong untuk belajar dari perguruan tinggi lain yang secara tipologi mutu berada di atasnya. Benchmarking ini lebih efektif ketimbang kegiatan berupa bimtek,” pungkasnya.
Tipologi mutu perguruan tinggi ini dapat disimak pada menu ‘Dashboard’ di laman lldiktiIII.kemdikbud.go.id. Perguruan tinggi dipetakan berdasarkan hasil verifikasi dan validasi berkelanjutan dan bersifat periodik. Ikhsan menambahkan, “Tipologi SPMI merupakan inovasi LLDikti Wilayah III dalam fasilitasi pengembangan dan implementasi sistem penjaminan mutu,”








