Inul Daratista Jalani Treatment DSA Bareng Suami di RS, Apa Itu?

Inul Daratista Jalani Treatment DSA Bareng Suami di RS, Apa Itu?

Gaya Hidup | inews | Selasa, 19 Maret 2024 - 14:58
share

JAKARTA, iNews.id – Penyanyi dangdut, Inul Daratista membagikan kabar tengah menjalani terapi kesehatan DSA bersama sang suami, Adam Suseno. Lewat akun Instagram miliknya @inul.d, dia mengunggah foto terbaring di atas tempat tidur Rumah Sakit sambil tersenyum ke arah kamera.

“Gak mau sehat sendiri karena dari awal susah senang bersama. Kita menjalani DSA ditambah imuno terapi biar sehat ga ada sakit. Tujuannya biar awet sehat dan bisa nungguin anak kami satu-satunya sampai tua. Maklum dapetnya susah 13 tahun dan usia kita sudah tidak muda lagi,” kata Inul Daratista, dikutip dari Instagram miliknya @inul.d, Selasa (19/3/2024).

Meskipun banyak cara untuk bisa mendapatkan tubuh yang sehat, tetapi menurut Inul teratment ini merupakan bagian dari upayanya untuk sehat. Istimewanya treatment Inul dipantau langsung oleh dr Terawan, seorang Dokter yang berpraktek di RSPAD Gatot Soebroto.

Berkaca dari treatment yang dijalani Inul Daratista dan suami, apa itu treatment DSA?

Dilansir dari laman A Class Healthcare Services, Digital Subtraction Angiography (DSA) atau cuci otak merupakan metode radiologis intervensi yang digunakan untuk memvisualisasikan dengan jelas pembuluh darah di jaringan. Treatment ini sering digunakan untuk mendeteksi masalah dengan aliran darah di pembuluh otak.

Dokter Terawan biasanya melakukan terapi ini ke pasiennya untuk melancarkan peredaran darah di kepala. Cara ini diklaim berhasil menangani berbagai pasien yang mengalami stroke. Bahkan, Terawan mengklaim 40.000 pasien telah mencoba pengobatannya.

Biasanya treatment DSA sebagian besar digunakan untuk perbaikan aneurisma endovaskular, stenting arteri, trombektomi, angioplasti balon arteri, embolisasi endovaskular, adalah teknik yang efektif dalam proses perawatan serta mendiagnosis penyakit oleh spesialis.

Menariknya, terapi ini tidak membutuhkan waktu lama. Durasi pemeriksaan mungkin memakan waktu setidaknya setengah jam. Lama perawatan bergantung pada kondisi pasien, area yang akan diterapi, dan kondisi penyakit di area ini.


Apakah ada komplikasi saat melakukan terapi ini?

Secara umum, mungkin kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan jaringan di lokasi tusukan. Ada risiko pembentukan trombus. Beberapa masalah vaskular seperti pseudoaneurisma dan fistula arteriovenosa tidak menutup kemungkinan juga sering ditemui.

Sedangkan selama terapi kemungkinan ada risiko oklusi vena, pecahnya vena karena gumpalan intravaskular yang membuang udara. Namun terlepas dari ini, paparan racun dari agen kontras yang diterapkan pada ginjal juga dapat terjadi.

Seperti yang diprediksi dalam setiap intervensi bedah, pasien mungkin akan mengalami kecemasan dan penurunan tekanan darah terkait kecemasan, mual, pusing dan nyeri selama prosedur.

Topik Menarik