Apakah Serangan Cacar Monyet Akan Jadi Pandemi?

Apakah Serangan Cacar Monyet Akan Jadi Pandemi?

Gaya Hidup | BuddyKu | Rabu, 10 Agustus 2022 - 10:13
share

JAKARTA, iNews.id Dunia sedang bersiaga munculnya serangan virus cacar monyet (monkeypox). Lebih dari 26 ribu orang dari 87 negara dilaporkan sudah terinfeksi virus yang pertama kali ditemukan di Republik Demokratik Kongo. Pemerintah sedang berupaya keras untuk membendung agar virus tersebut tidak masuk Indonesia. Akankah cacar monyet bakal menjadi pendemi seperti Covid-19? Pantau terus News RCTI+.

Pemerintah Amerika Serikat (AS) bahkan beberapa hari lalu telah mengumumkan cacar monyet sebagai darurat kesehatan masyarakat. Keputusan tersebut diambil karena memang pergerakan jumlah kasus cacar monyet di Paman Sam terus bertambah.

Sejauh ini, dilaporkan cacar monyet di AS telah menulari 6.600 orang. Secara prosentasi penduduk AS, jumlahnya memang tidak begitu besar. Namun, dilihat dari pergerakannya yang terus merangsek naik, wajar jika pemerintah Joe Biden tersebut sampai menaikkan status cacar monyet sebagai darurat kesehatan masyarakat. Tujuannya sebagai respons cepat untuk menurunkan potensi penularan kasus cacar monyet di masyarakat.

Sebelumnya, pada pertengahan Juli lalu WHO telah menyatakan wabah itu sebagai darurat kesehatan global. Menurut WHO, sejauh ini 98 persen kasus ada di luar negara-negara Afrika, dimana virus itu endemik telah dilaporkan pada pria yang berhubungan seks dengan pria.

Seperti dilaporkan Reuters, Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mendesak kelompok itu untuk mempertimbangkan mengurangi jumlah pasangan seksual baru dan menukar rincian kontak dengan pasangan baru. Ini adalah wabah yang dapat dihentikan. Cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan mengurangi risiko paparan, kata Tedros dalam konferensi pers dari Jenewa dikutip dari Sindonews.com. Itu berarti membuat pilihan yang aman untuk diri sendiri dan orang lain, lanjutnya.

Cacar monyet juga telah menyebar ke Benua Eropa. Salah satunya Inggris yang cukup unik penderitanya. Gejala cacar monyet terbaru dilaporkan di Inggris, pasiennya mengalami pembengkakan Mr P dan nyeri dubur.

Penelitian dilakukan oleh Guys and St Thomas\'s NHS Foundation Trust di London, mengamati 197 pasien yang dites positif cacar monyet sejak Mei hingga Juni 2022. Semuanya adalah laki-laki dengan 196 di antaranya pria gay, biseksual, atau laki-laki berhubungan seks dengan laki-laki. Ini mencerminkan situasi secara global bahwa wabah ini memang mempengaruhi kelompok LGBT, sekali pun virus cacar monyet bisa menginfeksi semua orang.

Di Asia, sedikitnya sembilan negara yang sudah mengonfirmasi ada kasus cacar monyet. Yaitu, Singapura, Thailand, Filipina, Korea Selatan, India, Turki, Arab Saudi, Qatar, dan Uni Emirat Arab. Singapura, misalnya, negara tetangga terdekat dengan Indonesia sudah mengonfirmasi temuan 11 kasus.Potensi virus tersebut sangat dimungkinkan menyebar ke Indonesia.

Adapun pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan RI menegaskan sampai saat ini, belum ditemukan kasus cacat monyet. Beberapa hari lalu sempat ada laporan gejala cacar monyet ditemukan diidap seseorang di Jawa Tengah. Namun, setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium hasilnya negatif.

Seperti keganasan cacar monyet? Dalam situs Kemkes.go.id, disebutkan cacar monyet disebabkan oleh virus human monkeypox (MPXV) orthopoxvirus dari famili poxviridae yang bersifat highlipatogenik atau zoonosis. Virus Ini pertama kali ditemukan pada monyet di tahun 1958, sedangkan kasus pertama pada manusia (anak-anak) terjadi pada tahun 1970 di Republik Demokratik Kongo.

Pada 2017, Nigeria mengalami wabah besar dengan lebih dari 500 kasus yang dicurigai, dan lebih dari 200 kasus yang dikonfirmasi dengan rasio kematian kasus sekitar 3 persen. Cacar monyet juga merupakan penyakit zoonosis, penyakit yang bisa ditularkan dari hewan ke manusia. Namun, monyet bukanlah pembawa utama penyakit.

Adapun penyebaran cacar monyet antar manusia melalui percikan liur yang masuk melalui mata, mulut, hidung, atau luka-luka di kulit. Penularan ini juga bisa terjadi melalui benda yang terkontaminasi, seperti pada pakaian para pasiennya. Sementara gejalanya biasanya akan muncul sekitar 5-21 hari sejak penderita terinfeksi virus.

Awalnya, penyakit cacar monyet memiliki gejala yang serupa dengan cacar air, yaitu seperti bintil berair. Gejala umum cacar monyet, seperti demam dan pembengkakan kelenjar getah bening. Sejumlah ahli menyebut bahwa virus cacar monyet telah bermutasi yang berbeda dengan awal ditemukan di Afrika. Apakah cacar monyet akan menjadi pandemi seperti Covid-19? Apakah Indonesia bisa terhindar dari cacar monyet? Ikuti beritanya di News RCTI+ yang akan terus mengulas berbagai perkembangan terbaru terkait penyebaran virus asal Afrika ini.

News RCTI+ terus berkomitmen untuk memberitakan berbagai fenomena menarik, berdampak luas dan menjadi perhatian publik, kata Co-Managing Director RCTI+, Valencia Tanoesoedibjo.

Dia berharap News RCTI+ bisa menambah pengetahuan, hiburan sekaligus sumber inspirasi bagi masyarakat atas informasi penting yang disampaikan setiap hari.

Sebanyak 93 publisher menyuplai ribuan berita setiap hari ke News RCTI+ dalam berbagai isu di segala bidang. Ribuan berita tersebut ditampung dalam 14 kategori atau kanal. Yaitu, Berita Utama, Terkini, Populer, Otomotif, Travel, Ekonomi, Gaya Hidup, Muslim, Seleb, Teknologi, Olahraga, Global, Nasional, dan Infografis. News RCTI+ juga sudah menyediakan Topik Menarik untuk memudahkan pembaca mencari kumpulan berita menarik yang disukainya.

Publisher-publisher yang telah berkolaborasi dengan RCTI+ diantaranya: Okezone.com, Sindonews.com, Inews.id, Republika.com, Jawapos.com, Bisnis.com, Brilio.net, Tabloidbintang.com, Katadata.co.id, Rmol.id, rm.id, Infobanknews.com, dan Inilah.com. Selain itu ada Indozone.id, Ayojakarta.com, Pojoksatu.id, Alinea.id, Gwigwi.com, dw.com, todaykpop.com, Indosport, Skor.id, dan masih banyak lagi.

Topik Menarik