Indonesia Kekurangan Gandum, Pemerintah Bakal Buka Lahan untuk Tanaman Substitusi

Indonesia Kekurangan Gandum, Pemerintah Bakal Buka Lahan untuk Tanaman Substitusi

Gaya Hidup | BuddyKu | Kamis, 4 Agustus 2022 - 16:03
share

IDXChannel - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Ekon) Airlangga Hartarto mengatakan Indonesia terancam kekurangan pasokan gandung. Itu karena sejumlah negara melarang ekspor gandum.

Negara-negara yang sudah melarang ekspor gandum di antaranya Kazakhstan, India, Afganistan, dan Ukraina.

Hal tersebut menjadi ancaman untuk Indonesia yang mana kebutuhan akan komoditas tersebut terbilang cukup tinggi. Bahkan produksi dalam negeri tidak cukup untuk menutupi kebutuhan yang ada.

"Dengan demikian kita harus mengembangkan tanaman pengganti atau substitusi dari gandum, Indonesia punya alternatif, selain sorgum itu bisa pakai tanaman sagu dan singkong," ujar Menko Airlangga dalam konferensi pers virtual, Kamis (4/8/2022).

Lebih lanjut Menko Airlangga menjelaskan bahwa hingga tahun 2024 setidaknya pemerintah bakal membuka setidaknya 154 ribu hektare untuk membangun lahan pertama untuk komoditas pengganti gandum tersebut.

"Pak Presiden meminta bahwa di prioritaskan di daerah Nusa Tenggara Barat, di kabupaten Waingapu, yang kemarin sudah dilihat presiden, dan di tahun 2023 dipersiapkan lahan seluas 115 ribu hektare, dan ditahun 2024 sebesar 154 ribu hektar," sambung Airlangga.

Menurutnya saat ini produksi sorgum di Indonesia tergolong masih cukup rendah, padahal tanaman tersebut disebut Airlangga mampu menjadi komoditas pengganti lainnya, seperti penganti jagung sebagai bahan baku pembuatan pakan ternak, dan bisa juga dijadikan Bio Etanol.

"Saat ini industri pakan ternak bahan bakunya 50% jagung dan 50% lain protein lain, salah satunya sogum bisa dijadikan substitusi untuk pakan ternak," ungkap menko Airlangga.

Adapun saat realisasi pengembangan sorgum memiliki luas tanam yang tercatat hingga bulan Juni ada 4.355 hektare, yang tersebarnya di 6 provinsi se Indonesia dengan kapasitas produksi 15.243 ton atau baru 3,63 ton per hektare.

"Target dari musim sasaran tanam di 2022 adalah 15 ribu hektar, dan ini ada pengembangan sebesar 100 hektar," ujarnya.

(FRI)

Topik Menarik