Ini 4 Poin Pembicaraan Presiden Jokowi dengan Pengusaha Uni Emirat Arab

Ini 4 Poin Pembicaraan Presiden Jokowi dengan Pengusaha Uni Emirat Arab

Gaya Hidup | netralnews.com | Jum'at, 1 Juli 2022 - 22:31
share

JAKARTA, NETRALNEWS.COM - Dalam kunjungan kerjanya ke Uni Emirat Arab (UEA), Presiden Joko Widodo (Jokowi) berdialog dengan sejumlah investor dan pengusaha di Hotel Emirates Palace, Abu Dhabi, UEA, pada Jumat (1/7/2022).

Para pengusaha dan investor yang hadir dalam pertemuan tersebut, yakni National Security AdvisorSheikh Tahnoun bin Zayed Al Nahyan, CEO Group G42 Ltd Peng Xiao, CEO Abu Dhabi Holding Mohamed Hassan Al Suwaidi, danExecutive DirectorLulu Group Ashraf Ali.

Sementara Presiden Jokowi didampingi Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Duta Besar RI untuk UEA Husin Bagis, Kepala Badan Otorita IKN Bambang Susantono, dan Kepala IndonesiaInvestment Authority (INA) Ridha Wirakusumah.

Usai pertemuan, Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan bahwa para investor dan pengusaha UEA optimistis untuk bekerja sama dalam beberapa proyek kedua negara.

Alhamdulillah tadi pertemuan Bapak Presiden dengan beberapa perusahaan investasi dari Abu Dhabi di mana mereka sangat optimistis untuk bekerja sama dalam beberapa proyek yang bisa disinergikan antara dua negara, yaitu UEA Abu Dhabi, dengan tentunya Indonesia, ujar Erick, sebagimana dilansir dari keterangan pers Sekretariat Presiden.

Erick memaparkan, setidaknya ada empat poin yang didiskusikan Presiden Jokowi dengan para investor dan pengusaha UEA.

Pertama, terkait logistik udara. Erick mengatakan, di era sekarang yang penuh ketidakpastian dalam hal logistik dan rantai pasok, Indonesia dan menguntungkan UEA bisa menjadi mitra yang saling menguntungkan.

Indonesia dan UAE ini bisa menjadi partner yang saling menguntungkan. Di mana Indonesia sebagai pusat dari supply chains karena Indonesia kaya dengan sumber daya alam seperti energi, pangan, dan lain-lain, secara bersamaan UAE ini bisa menjadi jendela untuk Indonesia untuk melakukan transaksional dari barang-barang kita ke luar negeri," ungkapnya.

"Ini juga jadi bagian pembukaan lapangan kerja yang sangat besar untuk Indonesia dan tentu bagaimana kita bisa memaksimalkan kerja sama ekonomi, sambung Menteri BUMN.

Kedua, mengenai Ibu Kota Nusantara (IKN). Erick menjelaskan bahwa Indonesia dengan pertumbuhan ekonomi dan penduduknya yang pesat memang perlu membuat ibu kota baru. Ia memandang bahwa pemerintah perlu menyiapkan kota masa depan untuk penduduk yang saat ini mayoritas berusia muda.

Tidak mungkin 50 juta usia muda Indonesia itu harus masuk ke kota-kota yang sudah tua. Tentu dengan sistem dari teknologi terbarukan tentu kita harus menyiapkan kota masa depan. UAE sendiri, Abu Dhabi sangat optimistis melihat ini sesuatu yang baik karena melihat percontohan kota-kota besar di dunia yang sekarang menjadi juga pusat pertumbuhan ekonomi masing-masing negaranya, paparnya.

Ketiga, pertemuan juga membahas soal pembangunan wisata laut dalam konteks ekonomi biru ataublue economy. Menurut Erick, Presiden Jokowi ingin agar pembangunan ekonomi biru tersebut dapat turut menjaga alam Indonesia, tidak sekadar mengeksploitasinya.

Kita mempunyai Raja Ampat, mempunyai juga ada yang namanya Komodo yang sangat dilindungi. Nah ini sekarang kita coba melihat bagaimana membangun peta biru secara menyeluruh, wisata laut kita yang friendly atau sangat bersahabat dengan alam dan juga dengan industricruiseatau wisata dengan kedekatan kepada kekeluargaan. Jadi bukan sekadarentertainmentdantourism, terangnya.

Terakhir, dalam pertemuan juga dibahas mengenai perbandingan kebijakan keuangan Indonesia dengan banyak negara. Menurut Erick, hal itu dilakukan agar Indonesia bisa lebih kompetitif dan bisa terus menjaring investasi.

Supaya kita bisa lebih kompetitif dan terus menjaring investasi sebagai pertumbuhan lapangan kerja dan tentu ekonomi Indonesia yang hari ini sangat tumbuh baik dan semua negara mengapresiasi itu, pungkasnya.

Topik Menarik