Iran Mengaku Siap Hidupkan Kembali Kesepakatan Nuklir 2015

Iran Mengaku Siap Hidupkan Kembali Kesepakatan Nuklir 2015

Gaya Hidup | BuddyKu | Jum'at, 24 Juni 2022 - 00:57
share

TEHERAN Menteri Luar Negeri Iran , Hossein Amir-Abdollahian mengatakan pada Kamis (23/6/2022), bahwa Iran siap untuk melanjutkan pembicaraan tentang menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015 , menyusul pembicaraan dengan mitranya dari Rusia di Teheran.

Berbicara selama konferensi pers bersama dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov di Teheran, Amir-Abdollahian mendesak Amerika Serikat (AS) untuk menjadi "realistis" mengenai mencapai kesepakatan untuk menghidupkan kembali kesepakatan penting.

Baca: Israel Dilaporkan Tidak Beri Tahu AS Serang Situs Nuklir Iran

Lavrov tiba di Teheran pada Rabu dalam kunjungan dua hari. Ini merupakan kunjungan pertama sejak pemerintah Ebrahim Raisi mengambil alih kekuasaan tahun lalu.

Amir-Abdollahian menyuarakan harapan bahwa pembicaraan yang sedang berlangsung di Wina sejak April tahun lalu untuk menyelamatkan kesepakatan nuklir 2015 akan segera dilanjutkan. Ia menambahkan bahwa Iran "serius" untuk mencapai "perjanjian yang baik dan langgeng."

Pembicaraan telah terhenti karena ketidaksepakatan utama antara Teheran dan Washington, termasuk penghapusan daftar Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran.

Amir-Abdollahian mengaku menghargai peran Rusia, serta China, dalam menentang resolusi anti-Iran pada pertemuan dewan gubernur pengawas nuklir PBB, yang meminta Teheran untuk meningkatkan kerjasamanya dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA).

Baca: UEA Minta Iran Beri Jaminan soal Program Nuklir

Pemimpin perunding nuklir Iran Ali Bagheri telah melakukan kontak dengan timpalannya dari Uni Eropa Enrique Mora, mengungkapkan keyakinannya bahwa pembicaraan akan segera kembali ke jalurnya, kata Amir-Abdollahian, seperti dikutip dari Anadolu Agency.

Dia juga mengomentari ketegangan yang meningkat antara Iran dan musuh bebuyutannya Israel, dengan mengatakan Teheran tidak akan membiarkan Tel Aviv "membahayakan stabilitas dan keamanan" di kawasan itu.

Amir-Abdollahian mengatakan, pembicaraannya dengan Lavrov membahas pembatalan visa dan meningkatkan volume perdagangan bilateral antara Teheran dan Moskow.

Lavrov, pada bagiannya, mengatakan Rusia berharap AS membuat "pilihan rasional" dengan kembali ke kesepakatan nuklir 2015 yang ditinggalkan secara sepihak pada Mei 2018.

Baca: Iran Mengaku Sedang Merencanakan Peluncuran Roket

Dia juga meminta Washington untuk mencabut semua sanksi yang dikenakan pada Iran yang melanggar ketentuan perjanjian nuklir 2015, yang ditandatangani Moskow.

Diplomat top Rusia itu mengatakan perdagangan antara Moskow dan Teheran melonjak 80 persen menjadi sekitar USD4 miliar tahun lalu dengan fokus sebagian besar pada energi, transportasi, pertanian, bea cukai, dan bidang lainnya.

Pada Rabu malam, Lavrov bertemu dengan presiden Iran. Kantor Raisi mengatakan kedua belah pihak berkomitmen untuk memperluas hubungan bilateral untuk membentuk "era baru kerja sama strategis yang menguntungkan."

(esn)

Topik Menarik