5 Kebiasan Orang Tua yang Berdampak Negatif pada Anak, Jangan Lakukan Moms!

5 Kebiasan Orang Tua yang Berdampak Negatif pada Anak, Jangan Lakukan Moms!

Gaya Hidup | indozone.id | Minggu, 27 Maret 2022 - 14:15
share

Menjadi orang tua bukanlah hal yang mudah mudah. Ada begitu banyak tanggung jawab yang mesti diemban terhadap anak sendiri.

Tanggung jawab itu pun juga sangat beragam, mulai dari memenuhi kebutuhan hidup anak hingga memastikan pola asuh dan pendidikan yang terbaik bagi mereka. Inilah mengapa orang tua tak bisa hanya mapan finansial, tetapi juga harus memiliki kemampuan parenting yang baik.

Ilustrasi parenting yang salah (Unsplah/fizkes)
Ilustrasi parenting yang salah (Unsplah/fizkes)

Sikap plin-plan atau tak konsisten pada anak justru memberikan dampak yang buruk. Anak bisa merasa kebingungan hingga menyepelekan orang tua akibat merasa ayah ibunya selalu tidak tegas.

Contohnya saat berbuat salah, mereka tidak mau mengakui kesalahan hingga minta maaf. Sebab yakin akan dimaafkan tanpa diberi hukuman.

Itulah mengapa orang tua harus bersikap tegas dan konsisten agar anak tak salah mempersepsikannya.

2. Kebiasaan memegang ponsel

Ilustrasi mengabaikan anak (Unsplash/yamasan)\
Ilustrasi mengabaikan anak (Unsplash/yamasan)

Di era digital seperti sekarang ini, setiap orang pasti tak bisa lepas dari yang namanya ponsel. Akan tetapi piranti pintar teknologi ini bisa berdampak buruk bagi perkembangan anak, khususnya saat usia mereka masih belia.

Anak akan merasa diabaikan hingga memiliki rasa kepercayaan diri rendah akibat orang tuanya sibuk bermain ponsel. Mereka merasa ada yang lebih penting ketimbang dirinya.

3. Berbicara asal

Ilustrasi orang tua yang memarahi anaknya (Unsplash/fizkes)
Ilustrasi orang tua yang memarahi anaknya (Unsplash/fizkes)

Orang tua memiliki pengaruh penting yang dapat ditunjukan melalui caranya dalam berbicara. Tentu saja hal ini akan secara mudah ditiru oleh anak.

Tak heran bila orang tua yang memiliki kebiasaan asal berbicara tanpa dipikirkan justru akan membuat anak meniru hal tersebut. Dampaknya justru anak akan sulit untuk membedakan mana ucapan yang sekiranya baik dan mana yang justru dapat menyinggung perasaan orang lain hingga mendatangkan masalah.

4. Menormalisasi kesalahan

Ilustrasi terlalu memanjakan anak (Unsplash/Edwin Tan)
Ilustrasi terlalu memanjakan anak (Unsplash/Edwin Tan)

Sikap tegas tapaknya menjadi permasalahan berulang yang dilakukan orang tua. Rasa sayang membuat mereka kerap menormalisasi kesalahan anak.

Dampaknya anak akan terbiasa dibela Saat dewasa mereka mungkin akan menjadi pribadi yang pengecut yang selalu berlindung di balik orang tuanya.

Mereka tak mau mengakui kesalahan dan selalu merasa tindakannya benar. Padahal sejak kecil mereka tak diajarkan mana yang benar dan salah.

5. Bicara dengan nada tinggi

Ilustrasi orang tua yang memarahi anaknya (Unsplash/fizkes)
Ilustrasi orang tua yang memarahi anaknya (Unsplash/fizkes)

Menjadi orangtua bukanlah persoalan yang mudah. Bahkan tak jarang banyak orang tua yang terpancing emosi sebab apa yang dilakukan oleh anak-anaknya.

Meski merasa kesal sekali pun, berbicara dengan nada tinggi apalagi hingga membentak anak sama sekali tidak dibenarkan. Nantinya anak akan merekam hal tersebut dalam memorinya sehingga memiliki persepsi buruk terhadap orang tua.

Bahkan dalam konteks yang lebih lanjut, anak bisa saja menirukan tindakan tersebut. Mereka juga bisa merasa trauma sebab dibentak mempengaruhi kondisi psikologisnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Topik Menarik