Surge (WIFI) Catat Pendapatan Rp1,01 Triliun, Melejit 101 Persen
IDXChannel - PT Solusi Sinergi Digital Tbk atau Surge (WIFI) mencatat kinerja positif dalam sembilan bulan pertama tahun ini. Perusahaan telekomunikasi ini mencetak pendapatan bersih Rp1,01 triliun, melejit 101 persen dari periode yang sama tahun lalu Rp504,95 miliar.
Segmen telekomunikasi mencatat pendapatan Rp739,44 miliar, mendominasi pendapatan Surge hingga 73 persen. Sisanya disumbang dari segmen periklanan sebesar Rp276,67 miliar atau setara 27,23 persen.
Laba bruto Surge juga tumbuh 124 persen menjadi Rp689,5 miliar. Hal ini imbas beban pokok pendapatan yang terkendali sebesar Rp325,4 miliar.
Beban operasional juga relatif terkontrol dengan beban umum dan administrasi sebesar Rp155,4 miliar. Laba usaha naik 127 persen menjadi Rp574,2 miliar. Laba bersih periode berjalan juga melonjak 71 persen menjadi Rp260 miliar.
Namun, kinerja bottom line Surge pada kuartal III-2025 tertekan di tengah melonjaknya pendapatan. Kondisi ini terjadi akibat lonjakan pada beban keuangan akibat utang obligasi. Hal ini mendapatkan reaksi negatif dari pasar.
Direktur Surge, Shannedy Ong mengatakan, penurunan laba bersih pada kuartal III-2025 bukanlah penurunan fundamental bisnis, melainkan dampak perubahan struktur modal untuk mendukung fase ekspansi perusahaan yang sangat agresif.
Hal ini tercermin dari posisi utang obligasi perseroan yang melonjak dari Rp600 miliar menjadi Rp2,5 triliun. Penerbitan obligasi ini sepenuhnya untuk membiayai ekspansi perseroan.
"Meningkatnya beban bunga yang tercermin dalam Laporan Laba Rugi Kuartal III 2025 memang menekan laba bersih kami dalam jangka pendek. Namun, perlu ditekankan bahwa ini adalah biaya pertumbuhan (Cost of Growth), bukan kerugian," katanya, Jumat (12/12/2025).
"Dana Rp2,5 triliun ini adalah modal kerja produktif yang kami tanamkan di depan untuk mematangkan infrastruktur jaringan baru. Pasar bereaksi terhadap tekanan laba sesaat ini, tetapi kami yakin investasi ini adalah pondasi untuk 'panen raya' pendapatan di kuartal-kuartal mendatang," ujarnya.
Total aset WIFI melonjak sebesar 331 persen menjadi Rp12,54 triliun, naik signifikan dari akhir tahun lalu yang sebesar Rp2,9 triliun. Ekuitas juga mengalami kenaikan signifikan sebesar 749,9 persen dari Rp969,8 miliar menjadi Rp8,18 triliun. Peningkatan ini menyebabkan proporsi ekuitas terhadap total aset mencapai 65,28 persen, menandakan struktur permodalan yang kuat.
Total Liabilitas juga meningkat sebesar 124,69 persen menjadi Rp 4,35 triliun, namun porsi liabilitas dalam pendanaan aset menjadi 34,72 persen. Gearing Ratio berada pada level negatif, yaitu -0,17 menunjukkan posisi liabilitas neto yang lebih rendah dibandingkan kas dan setara kas.
Menurut Shannedy, bisnis perseroan berpotensi terus berkembang setelah menjalin kemitraan strategis dengan perusahaan raksasa telekomunikasi asal Jepang, NTT East. Perusahaan tersebut menjadi pemegang saham pada anak usaha Surge, PT Integrasi Jaringan Ekosistem (IJE) pada Juli 2025
"Koreksi saham WIFI saat ini adalah fenomena yang wajar dan jangka pendek, karena kami sedang berada di 'fase menanam' yang sangat agresif. Kami telah mengamankan pendanaan besar, aset kami tumbuh 4 kali lipat, dan kami didukung mitra global sekelas NTT East," katanya.
(Rahmat Fiansyah)










