PTRO Kantongi Backlog USD4,5 Miliar, Begini Prospek Kinerja 2026
IDXChannel - PT Petrosea Tbk (PTRO) diproyeksi memasuki fase pertumbuhan eksponensial mulai 2026, seiring menguatnya monetisasi proyek dan diversifikasi bisnis.
Analis Samuel Sekuritas menilai, prospek emiten jasa pertambangan ini kian solid berkat backlog kontrak jumbo mencapai sekitar USD4,5 miliar yang memberikan visibilitas pendapatan multi-tahun.
Setelah sempat berada pada periode underperformance akibat tingginya biaya pra-operasi dan minimnya kontribusi dari aset baru, PTRO kini disebut memasuki fase akselerasi.
Perseroan mengamankan kontrak besar dan terdiversifikasi di sektor batu bara, nikel, serta tembaga/emas, dengan jajaran klien kelas kakap seperti Vale, Freeport Indonesia, BP Berau, serta ekosistem CUAN.
Sepanjang 2024, PTRO meraih kontrak baru senilai USD1,9 miliar yang mencakup pekerjaan EPC untuk BP Berau, proyek HPAL Pomalaa milik Vale, serta Daya Bumindo Karunia. Selain itu, perseroan mengantongi kontrak jasa pertambangan dengan Pasir Bara Prima (SINI) dan Global Bara Mandiri.
Memasuki 2025, kontrak kembali bertambah sekitar USD1,5 miliar melalui kerja sama dengan Niaga Jasa Dunia, Bara Prima Mandiri, Freeport Indonesia, serta kontrak overburden removal jangka panjang selama 10 tahun dengan INCO di Bahodopi, Sulawesi.
PTRO juga mempercepat ekspansi ke segmen EPC/EPCI melalui akuisisi Hafar dan Scan-Bilt, sekaligus meningkatkan eksposur terhadap proyek internasional.
Samuel Sekuritas dalam risetnya, Senin (8/12/2025) memperkirakan langkah ini berdampak positif pada profitabilitas struktural.
EBITDA margin PTRO diproyeksi dapat menembus 19,2 persen pada 2026, naik signifikan dari 14 persen pada 2024. Sementara itu, ROE diproyeksi melonjak dari 3,9 persen menjadi 12,5 persen seiring mulai ramp-up proyek-proyek besar.
Untuk menunjang kebutuhan pendanaan dan monetisasi backlog, PTRO telah menerbitkan obligasi dan sukuk senilai Rp3 triliun pada Desember 2024 dan Maret 2025 dengan tenor 1-7 tahun dan kupon 6,5-9,5 persen. Dana tersebut dialokasikan terutama untuk modal kerja, yakni 67 persen untuk material dan jasa, serta 25 persen untuk kebutuhan tenaga kerja.
Dengan ekspektasi infleksi laba mulai 2026, dan peningkatan profitabilitas yang solid, Samuel Sekuritas menilai PTRO memiliki ruang re-rating harga saham yang besar, termasuk peluang masuk ke indeks MSCI big cap dalam beberapa tahun ke depan.
Samuel Sekuritas pun menginisiasi cakupan dengan rekomendasi SPEC-BUY dan target harga Rp17.000 per saham, yang mencerminkan potensi kenaikan hingga 58 persen dari level saat ini. Kendati demikian, risiko keterlambatan eksekusi proyek dan dinamika regulasi tetap menjadi faktor yang perlu dicermati investor.
(DESI ANGRIANI)









