Superbank (SUPA) Tetapkan Harga IPO di Atas Batas Tengah Rp635 per Saham
IDXChannel - PT Super Bank Indonesia Tbk bersiap menggelar penawaran umum (offering) mulai besok, Rabu (10/12/2025) dan akan berakhir pada Senin (15/12/2025). Bank digital itu menetapkan harga referensi sebesar Rp635 per saham.
Harga tersebut berada di atas batas tengah dari harga yang ditawarkan sebelumnya. Selama proses penawaran awal (book building), SUPA mematok harga antara Rp525-Rp695 per saham.
Dalam prospektus terbaru yang diterbitkan Selasa (9/12/2025), Superbank akan melepas sekitar 4,41 miliar saham kepada publik yang mewakil 13 persen dari total modal ditempatkan dan disetor perseroan. Dengan demikian, Superbank akan meraup dana sebesar Rp2,798 triliun dalam aksi korporasi ini.
Manajemen Superbank menjelaskan, penetapan harga penawaran di pasar perdana di atas batas tengah mengacu pada kesepakatan dan negosiasi antara perseroan dengan Penjamin Pelaksana Emisi Efek (Lead Underwriter) dengan mempertimbangkan minat investor selama proses book building.
"Dengan harga saham yang ditawarkan per saham adalah sebesar Rp635, maka rasio price to earning ratio (PER) perseroan adalah sebesar 913,3x (atau 456,5x apabila disetahunkan) dengan rasio price-to-book value (PBV) perseroan adalah sebesar 3,51x," kata manajemen Superbank.
Di antara bank-bank digital lain, harga yang ditetapkan tersebut relatif kompetitif. Dengan harga tersebut, PBV SUPA lebih rendah dibandingkan PT Krom Bank Indonesia Tbk (BBSI) yang sebesar 4,36x dan PT Bank Aladin Syariah Tbk (BANK) yang sebesar 3,57x.
Namun, angkanya lebih tinggi dari PT Bank Jago Tbk (ARTO) 2,84x, PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) 0,77x, dan PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) 2,34x.
"Jika dibandingkan dengan PBV rata-rata perusahaan publik tercatat di industri sejenis yang sebesar 2,78x, PBV perseroan memiliki nilai yang lebih rendah," katanya.
"Hal ini mencerminkan bahwa harga penawaran saham perseroan yang ditawarkan cukup menarik dengan mempertimbangkan ekosistem yang dimiliki perseroan," ujar manajemen Superbank.
Selain valuasi dengan peers, SUPA dan underwriter juga turut mempertimbangkan faktor permintaan (demand) dari investor domestik dan internasional, kinerja keuangan, serta penilaian terhadap direksi dan manajemen, serta prospek usaha perseroan.
Sesuai jadwal, Superbank akan menuntaskan proses offering pada awal pekan depan, sehingga proses penjatahan dan distribusi efek akan dilakukan masing-masing pada 15 dan 16 Desember 2025. Dengan begitu, pencatatan akan dilaksanakan pada 17 Desember 2025.
(Rahmat Fiansyah)









