Harga Emas Dunia Tertekan, Tapi Potensi Kenaikan Masih Kuat
IDXChannel - Harga emas dunia melemah pada Selasa (29/4/2025), seiring perhatian pelaku pasar tertuju pada perkembangan negosiasi dagang Amerika Serikat (AS) dengan 17 mitra internasional utama, di luar China.
Berdasarkan data pasar, emas spot (XAU/USD) turun 0,80 persen menjadi USD3.317,15 per troy ons.
Menurut catatan analis ING, dikutip dari Dow Jones Newswires, Selasa (29/4/2025), penguatan dolar AS turut menekan harga, karena membuat komoditas yang dihargai dalam dolar menjadi lebih mahal dan meningkatkan daya tarik dolar sebagai aset safe haven alternatif.
Meski begitu, kata analis ING, ketidakpastian berkepanjangan dalam negosiasi dagang AS-China serta ketidakstabilan ekonomi diperkirakan tetap mendukung peran emas sebagai aset lindung nilai dalam jangka panjang.
Harga emas masih naik lebih dari 25 persen secara year-to-date (YtD) karena volatilitas pasar dan kebijakan AS yang terus berubah, juga didukung oleh peningkatan arus masuk ke ETF emas dan pembelian oleh bank sentral.
Dalam wawancara dengan CNBC International, Menteri Keuangan AS Scott Bessent menyatakan, langkah untuk meredakan ketegangan dagang kini berada di tangan China. Di saat yang sama, ia memperkirakan AS kemungkinan mencapai kesepakatan dagang awal dengan India.
"Namun, emas tetap menjadi aset aman bagi investor di tengah ketidakpastian ekonomi, sehingga penurunan harga ini bisa bersifat sementara," ujar analis pasar senior di XS.com, Rania Gule, dilansir dari Dow Jones Newswires.
Ia menambahkan, pengumuman Presiden Trump pada April mengenai tarif yang luas meningkatkan kekhawatiran perlambatan ekonomi AS, yang berpotensi mendorong permintaan emas.
Kendati harga saat ini menurun, sejumlah analis masih mempertahankan pandangan bahwa harga emas punya ruang kenaikan yang besar.
Dalam catatan Selasa, tim riset komoditas Goldman Sachs menyebut harga emas diperkirakan bisa melampaui proyeksi mereka sebelumnya di level USD3.700 per troy ons, didorong oleh kekhawatiran atas kondisi tata kelola AS dan meningkatnya minat terhadap aset aman. (Aldo Fernando)