Kisah Perajin Sarung Tenun Goyor di Bulan Ramadan, Bekerja Keras Saat Puasa Demi Penuhi Pesanan

Kisah Perajin Sarung Tenun Goyor di Bulan Ramadan, Bekerja Keras Saat Puasa Demi Penuhi Pesanan

Ekonomi | surabaya.inews.id | Rabu, 20 Maret 2024 - 04:50
share

JOMBANG, iNewsSurabaya.id - Bulan Ramadan telah membawa keberkahan bagi perajin Sarung Tenun Goyor di Jombang, Jawa Timur. Permintaan melonjak hingga 50 persen dari hari biasa, meningkatkan omzet secara signifikan.

Di Desa Plumbongambang, Kecamatan Gudo, para perajin tenun Goyor telah sibuk sejak pagi hari dengan alat tenun mereka. Meskipun sedang berpuasa, semangat mereka tidak padam dalam memproduksi sarung.

Salah satu perajin terkemuka, Sugeng Hariyadi, mengungkapkan bahwa pada Ramadan tahun ini, permintaan pelanggan membuatnya dan 25 karyawannya kewalahan.

"Dalam sehari, kami bisa menerima hingga 50 pesanan, dibandingkan dengan 100 pesanan selama seminggu pada hari biasa," ujar Sugeng.

Proses pembuatan sarung tenun Goyor memakan waktu yang lebih lama karena dilakukan secara tradisional. Setiap tukang tenun harus melalui proses yang rumit, mulai dari pewarnaan benang hingga menenun benang dengan teknik ikat menjadi kain sarung.

Kualitas sarung tenun Goyor khas Jombang yang luar biasa membuatnya diminati tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di Timur Tengah. Meskipun harganya relatif mahal, mulai dari Rp500 ribu per biji untuk sarung Goyor alusan hingga Rp250 ribu untuk yang biasa, harga tersebut sebanding dengan kualitasnya yang tak tertandingi.


Perajin Sarung Tenun Goyor banjir pesanan di Bulan Ramadan. Foto iNewsSurabaya/ist

Dengan menggunakan bahan berkualitas dan proses pembuatan yang rumit, sarung tenun Goyor terus menjadi primadona bagi para pecinta kain berkualitas.

Topik Menarik