Gelar RUPST, OCBC Indonesia Bagi Dividen Rp1,65 Triliun hingga Rombak Susunan Pengurus

Gelar RUPST, OCBC Indonesia Bagi Dividen Rp1,65 Triliun hingga Rombak Susunan Pengurus

Ekonomi | inews | Senin, 18 Maret 2024 - 19:23
share

JAKARTA, iNews.id - Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) menyetujui beberapa hal. Mulai dari pembagian dividen Rp1,65 triliun hingga merombak susunan pengurus.

Menurut Presiden Direktur OCBC Indonesia, Parwati Surjaudaja, sebesar Rp1,65 triliun ditetapkan sebagai dividen tunai. Angka tersebut senilai 40,4 persen dari laba bersih.

Agenda kedua rapat menyetujui penggunaan laba bersih tahun buku 2023 sebagai berikut Rp72 per saham atau sebesar Rp1,65 triliun ditetapkan sebagai dividen tunai atau dividend payout 40,4 persen dari laba bersih, ujar Parwati dalam Paparan Publik PT Bank OCBC NISP Tbk di OCBCTower Jakarta, Senin (18/3/2024).

Adapun sebesar Rp100 juta digunakan untuk cadangan umum. Sedangkan sisa laba bersih ditetapkan sebagai laba ditahan.

Selain pembagian dividen, OCBC NISP juga akan melakukan pembelian kembali saham Perseroan (Share Buyback) maksimum 402.000 saham dan pengalihan saham hasil buyback untuk pemberian remunerasi yang bersifat variabel sesuai dengan POJK serta perundang-undangan yang berlaku.

Kemudian, para pemegang saham juga menyetujui perubahan anggaran dasar perseroan dalam rangka penyesuaian terhadap undang-undang dan peraturan baru. Serta, perubahan susunan pengurus perseroan, sebagai berikut:

Mengangkat kembali Wong Pik Kuen Helen sebagai Komisaris dan Martin Widjaja sebagai Direktur efektif sejak ditutupnya RUPST ini sampai dengan ditutupnya RUPST tahun 2027.

Menyetujui pengunduran diri Emilya Tjahjadi sebagai Direktur, efektif sejak ditutupnya RUPST ini.

Klik halaman selanjutnya untuk membaca>>>

Lalu, OCBC Indonesia juga memutuskan pemberian wewenang dan kuasa kepada Dewan Komisaris untuk menunjuk Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik yang akan mengaudit Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan untuk tahun buku 2024.

Terakhir, persetujuan atas pengambilalihan saham pada PT Bank Commonwealth oleh Perseroan. Presiden Direktur OCBC Indonesia Parwati Surjaudaja mengatakan saat ini proses akuisisi dengan PTBC masih dalam tahap awal.

"Jadi memang akuisisi PTBC ini kami melihatnya juga sebagai suatu upaya pengembangan kami berkesinambungan secara jangka panjang dengan jangka pendek. Kami meyakini seterusnya dari sinergi terutama bidang retail dan UKM ini akan bisa terjadi," ucapnya dalam Paparan Publik PT Bank OCBC NISP Tbk di OCBCTower Jakarta, Senin (18/3/2024).

Setelah akuisisi ini, akuisisi, OCBC Indonesia juga melakukan penggabungan atau merger. Beberapa hal pun akan digabung, termasuk kapabilitas OCBC Indonesia dengan bank milik Commonwealth Bank of Australia (CBA) itu.

Menurutnya, akuisisi Bank Commonwealth merupakan upaya berkesinambungan bank untuk mengembangkan bisnis ritel.

"Proses akuisisi masih pada tahap awal. Kami berharap sinergi di ritel akan baik, kami cermati ke depannya," tutur Parwati.

Sebelumnya, per akhir tahun lalu, NISP telah mengumumkan rencana akuisisi 99 persen saham Bank Commonwealth. OCBC Indonesia juga telah melakukan penandatanganan sale and purchase agreement (SPA) dengan CBA untuk membeli 99 persen saham di Bank Commonwealth.

OCBC Indonesia juga bermaksud untuk mengakuisisi sisa 1 persen saham Bank Commonwealth dari pemegang saham lainnya. NISP mengestimasi nilai rencana akuisisi adalah Rp2,2 triliun.

Namun, nilai tersebut akan bergantung pada penyesuaian yang wajar sesuai dengan ketentuan di dalam perjanjian.

Topik Menarik