ITB Dorong Penerapan Konsep Smarter The World Living Lab untuk Atasi Masalah Global

ITB Dorong Penerapan Konsep Smarter The World Living Lab untuk Atasi Masalah Global

Ekonomi | BuddyKu | Sabtu, 2 Juli 2022 - 14:26
share

BANDUNG, iNews.id - Untuk mengatasi masalah global, pakar Institut Teknologi Bandung (ITB) menawarkan konsep smarter the word living lab . Konsep itu diklaim cocok diterapkan pada era Revolusi Industri 4.0 penggunaan teknologi, komunikasi, dan informasi semakin maju dan terus berkembang.

Karenanya, digitalisasi merupakan katalisator dalam upaya pemulihan setiap sektor baik sektor ekonomi, lingkungan, kesehatan, dan lain-lain, kata Ketua Smart City and Community Innovation Center Institut Teknologi Bandung (SCCIC ITB) Prof Suhono Supangkat saat membuka webinar bertajuk International Collaboration for Quality of Life Development: Smarter The World Living Lab.

Prof Suhono menyatakan, smarter the world living lab merupakan salah satu tagline dalam T20 yang kongruen dengan digitalisasi. Konsep itu adalah sebuah kolaborasi internasional yang mempertemukan inovasi-inovasi dari berbagai sektor dalam memecahkan isu kompleks, baik di perkotaan maupun perdesaan.

Misalnya, dalam mendukung perbaikan arsitektur kesehatan, Indonesia melakukan digitalisasi dengan meluncurkan aplikasi Peduli Lindungi yang berisi informasi penting tentang yang saling terintegrasi tentang penanganan pandemi Covid-19, kata Prof Suhono Supangkat, (1/7/2022).

Sementara itu, Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat, Rosan Perkasa Roeslani mengatakan, bahwa kolaborasi internasional dan multilateralisme merupakan kunci dalam mengatasi masalah global multidimensional yang dihadapi oleh dunia saat ini seperti dampak dari pandemi Covid-19, disrupsi rantai pasok dunia, perubahan iklim, dan konflik Rusia-Ukraina.

Rosan Perkasa Roeslani menyatakan, upaya Indonesia sebagai Presidensi G20 dalam mengatasi masalah-masalah yang ada dengan mengangkat tiga isu prioritas dalam presidensi G20 Indonesia tahun 2022 yaitu arsitektur kesehatan global, transformasi digital, dan transisi ke arah energi yang berkelanjutan.

Sambutan lainnya datang dari Duta Besar Indonesia untuk Jepang Heri Akhmadi. Ia menyampaikan bahwa salah satu tujuan penting dalam SDGs adalah membuat perkotaan dan pemukiman penduduk menjadi inklusif, aman, dan berkelanjutan.

Konsep smarter living lab memberikan ruang bagi kolaborasi antara pemerintah, penduduk, dan institusi penelitian untuk saling bahu-membahu menjawab masalah perkotaan yang marak muncul di beberapa tahun terakhir seperti kemacetan, banjir, dan kebutuhan terhadap ruang terbuka hijau (RTH). kata Dubes Indonesia untuk Jepang.

Dalam kerja sama bilateral Indonesia-Jepang, ujar Heri Akhmadi, telah banyak terobosan-terobosan baru yang telah dicapai oleh kedua negara, misalnya dalam mendukung pembangunan berkelanjutan di perkotaan, Indonesia dan Jepang bekerja sama dalam upaya transisi ke arah energi terbarukan dalam mewujudkan low carbon smart city .

Selain itu, kerja sama antara kota dengan kota dan provinsi dengan provinsi juga dilakukan untuk mendukung capacity building dalam pembangunan smart city.

Beberapa yang sudah terealisasi di antaranya kerja sama antara Kota Semarang dengan Toyama City, dan antara Kabupaten Kubu Raya dengan Niihama City, ujar Heri Akhmadi.

Sementara itu, Duta Besar Indonesia untuk Singapura Suryopratomo mengangkat isu tentang pentingnya kolaborasi antarnegara dalam upaya pemulihan setiap sektor yang terdampak oleh pandemi Covid-19.

Kerja sama dalam skala global, kata Suryopratomo, berarti setiap negara mengesampingkan segala perbedaan demi mewujudkan sebuah tujuan bersama.

Dalam Presidensi Indonesia di G20, Presiden Jokowi juga menekankan pada pentingnya inklusivitas dan kebersamaan antara negara-negara di dunia untuk terlibat dalam perwujudan tujuan global yaitu pulih dari krisis pandemi Covid-19, kata Suryopratomo.

Topik Menarik