Produsen Sawit Malaysia Setop Produksi Gara-gara Harga CPO Anjlok

Produsen Sawit Malaysia Setop Produksi Gara-gara Harga CPO Anjlok

Ekonomi | BuddyKu | Selasa, 28 Juni 2022 - 12:35
share

KUALA LUMPUR, iNews.id - Harga minyak sawit mentah ( crude palm oil /CPO) mengalami penurunan pada perdagangan hari ini menyusul ekspektasi kenaikan produksi dan kekhawatiran atas resesi. Akibatnya, produsen sawit Malaysia memilih menghentikan produksi.

Pantauan di bursa derivatif Malaysia, Selasa (28/6/2022), harga CPO kontrak teraktif September 2022 turun 0,30 persen menjadi 4.907 ringgit Malaysia per ton, setelah sempat anjlok lebih dari 2 persen pada sesi pagi. Ini terjadi menyusul reli hampir 5 persen pada sesi sebelumnya.

Seorang pejabat senior Asosiasi Pengolahan Minyak Sawit Malaysia (Malaysian Palm Oil Millers Association/POMA) menyatakan, sejumlah pabrik kelapa sawit di Malaysia akan menghentikan produksi untuk sementara waktu. Ini dilakukan menyusul anjloknya harga minyak nabati secara drastis.

Langkah para produsen dijawab oleh otoritas Malaysia dengan meminta agar terus menggenjot produksi meski harga terus merosot. Pihak berwenang Malaysia juga dikabarkan meminta produsen untuk membeli kelapa sawit langsung dari petani.

Wakil Menteri Industri dan Komoditas Perkebunan Malaysia Wee Jeck Seng mengatakan, pemerintah telah menerima keluhan pabrik yang menolak membeli kelapa sawit.

Buah kelapa sawit di petani tidak bisa disimpan lebih dari dua sampai tiga hari atau mereka akan membusuk. Ini akan mempengaruhi petani kecil. Pengusaha harus bertanggung jawab, tidak peduli apakah harganya tinggi atau rendah, kata Wee, dilansir dari Reuters, Selasa (28/6/2022).

Dia menegaskan, akan membahas lebih lanjut masalah tersebut bersama Dewan Minyak Sawit Malaysia, regulator industri, dan sejumlah pabrik yang bermasalah.

Analisa Refinitiv menunjukkan, harga CPO secara fundamental cenderung bearish alias memiliki tren menurun. Hal itu dipicu ekspektasi resesi atau perlambatan aktivitas ekonomi.

Tetapi penurunan harga masih terbatas, mengingat saat ini ringgit Malaysia cukup lemah. Selain itu, ada diskon besar untuk harga kelapa sawit, yang dapat menyaingi minyak kedelai di pasar, tulis Refinitiv.

Sementara itu, harga minyak kedelai di Bursa Dalian China melonjak 1,8 persen, sementara kontrak CPO-nya melesat 2,5 persen. Sedangkan harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade naik 0,8 persen.

Adapun harga CPO dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak sejenis karena persaingan untuk mendapatkan bagian di pasar minyak nabati global.

Topik Menarik