5 Fakta Jokowi Sindir Efisiensi Pertamina dan PLN, Begini Sikap 2 BUMN Terbesar RI

5 Fakta Jokowi Sindir Efisiensi Pertamina dan PLN, Begini Sikap 2 BUMN Terbesar RI

Ekonomi | BuddyKu | Sabtu, 25 Juni 2022 - 04:36
share

JAKARTA - 2 BUMN besar, Pertamina dan PLN disindir Presiden Jokowi terkait efisinesi. Kepala Negara menilai kedua BUMN tersebut mendapat subsidi pemerintah namun tidak melakukan efisiensi.

Presiden Jokowi pun dengan tegas meminta PLN dan Pertamina serta BUMN lain untuk melakukan efisiensi. Menurutnya, BUMN harus mampu menemukan permasalahan yang terjadi pada saat pandemi dan krisis akibat konflik saat ini.

Okezone pun merangkum fakta-fakta menarik terkait sindiran Presiden Jokowi terhadap Pertamina dan PLN, Sabtu (25/6/2022):

1. Pertamina dan PLN Kok Enak Banget

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sentil perusahaan BUMN yang mendapatkan subsidi dari pemerintah namun tidak efisien. BUMN yang dimaksud adalah PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero).

"Ada subsidi dari menteri keuangan tanpa ada usaha efisiensi di PLN, di Pertamina. Ini yang dilihat kok enak banget," ujar Jokowi.

2. Pertamina dan PLN Harus Efisien

Mana yang bisa di efisiensikan, mana yang bisa dihemat. Kemudian mana kebocoran-kebocoran yang bisa dicegah. Semuanya harus dilakukan di posisi-posisi seperti ini," jelas Jokowi.

3. Pertamina Disindir Begini Respons Ahok

Menanggapi hal ini, Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok enggan berbicara banyak. Dirinya menyerahkan hal tersebut kepada Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati.

"Bisa tanya ke Dirut," kata Ahok.

4. Apa yang Dilakukan Pertamina?

Di tengah tantangan harga minyak mentah yang terus melambung tinggi, PT Pertamina (Persero) memperkuat strategi keuangan dan upaya operasional guna meningkatkan efisiensi di seluruh lini bisnis, baik holding maupun subholding mulai dari hulu, pengolahan sampai hilir.

Dari strategis bisnis tersebut, selama tahun 2021 Pertamina berhasil melakukan optimalisasi biaya sebesar USD2,21 Miliar, yang diperoleh dari program penghematan biaya (Cost Saving ) USD1,36 miliar, penghindaran biaya (Cost Avoidance) sebesar USD356 juta serta tambahan pendapatan (Revenue Growth) sekitar USD495 juta.

Topik Menarik