Impor Indonesia April 2022 Capai USD 19,76 Miliar, Terbesar Sayuran

Impor Indonesia April 2022 Capai USD 19,76 Miliar, Terbesar Sayuran

Ekonomi | jawapos | Rabu, 18 Mei 2022 - 09:55
share

JawaPos.com Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono menuturkan bahwa nilai impor Indonesia pada April 2022 sebesar USD 19,76 miliar. Nilai tersebut turun 10,01 persen secara month to month (mtm) atau naik 21,97 persen secara year on year (yoy).

Impor April 2022 mencapai USD 19,76 miliar, turun 10,01 persen kalau dibandingkan bulan Maret 2022. Kalau dibandingkan secara yoy, impor kita tunbuh 21,97 persen, ungkap dia dalam konferensi pers dikutip, Rabu (18/5).

Impor migas April 2022 senilai USD 3,81 miliar atau naik 9,21 persen dibandingkan nilai impor Maret 2022 atau naik 88,48 persen dibandingkan nilai impor April 2021. Impor nonmigas April 2022 senilai USD 15,95 miliar atau turun 13,65 persen dibandingkan nilai impor Maret 2022 atau naik 12,47 persen dibandingkan nilai impor April 2021.

Penurunan impor golongan barang nonmigas terbesar April 2022 dibandingkan nilai impor Maret 2022 adalah pada golongan mesin/peralatan mekanis dan bagiannya yaitu sebesar USD 483,4 juta atau 17,68 persen. Sebaliknya, peningkatan terbesar adalah pada golongan sayuran yaitu sebesar USD 63,6 juta atau 111,83 persen.

Impor terbesar berasal dari sayuran sebesar USD 63,6 juta atau meningkat 111,78 persen. Negara asal barangnya sayuran ini dari Tiongkok, Myanmar, dan Mesir, imbuhnya.

Adapun, tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari-April 2022 adalah Tiongkok yaitu sebesar USD 20,90 miliar atau 32,58 persen, Jepang yaitu sebesar USD 5,63 miliar atau 8,77 persen, dan Thailand yaitu sebesar USD 4,01 miliar atau 6,24 persen).

Impor nonmigas dari ASEAN yaitu sebesar USD 11,42 miliar (17,81 persen) dan Uni Eropa sebesar USD 3,63 miliar (5,66 persen), imbuhnya.

Menurut golongan penggunaan barang, nilai impor JanuariApril 2022 terhadap periode yang sama tahun sebelumnya terjadi peningkatan pada barang konsumsi yaitu sebesar USD 548,8 juta atau 9,55 persen, bahan baku/penolong sebesar USD 14.102,9 juta atau 31,26 persen, dan barang modal sebesar USD 2.337,4 juta atau 26,78 persen.

Topik Menarik