Momentum Pemulihan Ekonomi Harus Dijaga

Momentum Pemulihan Ekonomi Harus Dijaga

Ekonomi | koran-jakarta.com | Jum'at, 13 Mei 2022 - 10:07
share

JAKARTA - Pemerintah perlu menjaga momentum pertumbuhan ekonomi pada Triwulan 1 2022 yang sebesar 5,01 persen. Caranya dengan menahan diri untuk tidak menaikan harga energi. Adanya tren inflasi tinggi di negara negara maju menjadi peringatan bagi pemerintah untuk tidak gegabah mengambil langkah.

Kepala Pusat Makroekonomi and Finance Indef, M. Rizal Taufikurahman mengatakan, pertumbuhan ekonomi triwulan menunjukkan semakin membaik kinerja ekonomi di tengah transisi dari pandemi menuju endemik bahkan di tengah harga komoditas dan energi di dunia yang naik.

"Momentum triwulan ini perlu dipertahankan, maka pemerintah perlu menahan untuk mengeluarkan kebijakan kenaikan harga komoditas yang sangat elastis terhadap konsumsi masyarakat, termasuk dalam meningkatkan pembentukan nilai tambah (value added) ekonomi," paparnya di Jakarta, Kamis (12/5).

Sebaiknya, kata Taufikurahman, rencana pemerintah mengur a n g i subsidi bahan bakar m i nyak (BBM) dan Gas melalui kenaikan harga BBM dan Gas 3 kilo gram (kg) bersubsidi maka berpotensi terhadap kenaikan hampir semua komoditas apalagi bersamaan dengan harga tarif dasar listrik (TDL).

"Kondisi ini tentu berpotensi menggerus kualitas pertumbuhan ekonomi disebabkan terjadinya kenaikan inflasi dan berpotensi menekan sangat besar terhadap pertumbuhan ekonomi, terutama dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi 5.2 persen seperti dalam APBN 2022,"tuturnya.

Dia menegaskan, sebaiknya pemerintah tidak melakukan penyesuaian subsidi dengan menaikkan harga BBM ber subs idi , TDL, dan Gas 3 k i l o g ra m dalam waktu bersamaan. Di ten g a h dilakukan kenaikan kebijakan yang menstimulus harga-harga naik, seperti pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 11 persen.

Skenario kenaikan harga BBM, listrik dan Gas bersubsidi akan berdampak terhadap penurunan pertumbuhan ekonomi yang kemungkinan besar tidak akan bertahan di angka 5 persen.

Ketidakpastian Global

Sementara itu, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan pertumbuhan ekonomi sebesar lima persen patut disyukuri karena terealisasi di tengah ketidakpastian ekonomi dunia. Dia menambahkan saat ini, ketidakpastian global meliputi dampak geopolitik, disrupsi rantai pasok, dan gejolak harga komoditas dunia.

"Inflasi di negara-negara maju melonjak bahkan juga di atas 5,7 persen kalau di Amerika sudah di atas 8 persen di Eropa sudah diatas 7 persen, ini pasti akan direspon dengan pengetatan moneter," ujarnya.

Meskipun demikian, Menkeu menjelaskan terdapat beberapa cara dalam menghadapi tantangan tersebut, di antaranya dengan menjaga daya beli masyarakat dengan memberikan subsidi terhadap BBM dan listrik.

Topik Menarik