Ketika Para Politisi Israel Bertengkar, Sejumah Tentara Suarakan Kemarahan karena Pemerintahan Dianggap Gagal

Ketika Para Politisi Israel Bertengkar, Sejumah Tentara Suarakan Kemarahan karena Pemerintahan Dianggap Gagal

Berita Utama | okezone | Rabu, 27 Maret 2024 - 16:03
share

ISRAEL - Berdiri di depan sebuah tank di tepi Jalur Gaza, seorang jenderal Israel menyela pidatonya tentang perang melawan Hamas untuk menyampaikan teguran di televisi kepada para pemimpin politik Israel.

Brigadir Jenderal Dan Goldfus mendesak para politisi di semua pihak untuk menolak ekstremisme dan bersatu, menghindari kembalinya status quo sebelum pecahnya konflik pada Oktober, ketika perpecahan politik dan protes berbulan-bulan telah membuat Israel sangat terpolarisasi.

"Anda harus layak bagi kami. Anda harus layak bagi para pejuang yang telah kehilangan nyawa mereka," kata Goldfus dalam pengarahannya pada 13 Maret, yang disiarkan di saluran televisi utama Israel.

 Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan Goldfus ditegur oleh Kepala Staf, Letjen Herzi Halevi, dua hari kemudian. Namun kata-katanya menyentuh hati sebagian warga Israel yang berada di garis depan.

“Dia memberikan suara kepada banyak orang yang merasa mereka mengorbankan hidup dan waktu mereka sementara para politisi sibuk dengan politik kecil-kecilan,” kata Barak Reicher, 42, yang baru saja menjalani tugas cadangan selama lima bulan.

Reuters mewawancarai 13 tentara cadangan dan wajib militer di pangkalan militer, di parlemen, di rumah, dan di tempat protes. Mereka semua berbicara tentang semangat tinggi rekan-rekan mereka di medan perang, namun sebagian besar juga menggambarkan rasa frustrasi mereka terhadap kepemimpinan politik Israel.

Beberapa pihak, dari kedua sisi spektrum politik, menyuarakan kemarahan karena pemerintah gagal mengatasi isu-isu penting seperti reformasi wajib militer dan kesulitan ekonomi yang dihadapi oleh tentara cadangan yang kembali.

IDF, yang tidak mengomentari masalah kebijakan pemerintah, tidak segera menanggapi pertanyaan Reuters. Kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu juga tidak memberikan tanggapan.

Setelah serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober, yang menewaskan 1.200 orang dan lebih dari 250 orang disandera, warga Israel berkumpul dalam kesedihan. Netanyahu membentuk pemerintahan darurat nasional dengan memasukkan partai berhaluan tengah yang dipimpin oleh mantan Menteri Pertahanan Benny Gantz, yang merupakan saingannya.

Topik Menarik