160 Tahun Lalu, Kamar Mayat di Paris Jadi Tempat Wisata

160 Tahun Lalu, Kamar Mayat di Paris Jadi Tempat Wisata

Berita Utama | sindonews | Rabu, 27 Maret 2024 - 12:15
share

Pada tahun 1860-an, Kamar Mayat Paris bukan hanya tempat untuk menyimpan jenazah, tetapi juga tempat wisata yang mengerikan dan menarik bagi para flâneurs orang-orang yang suka menjelajahi kota tanpa tujuan.

BACA JUGA - Kamar Mayat Penuh, Belasan Mayat Membusuk di RS Papua Nugini

Seperti dilansir dari IFL Science, Rabu (27/3/2024), budaya "melihat" ini mendorong banyak orang untuk mengunjungi kamar mayat dan melihat orang mati.

Kamar Mayat Paris memiliki ruang pamer yang disebut salle d'exposition. Di sana, jenazah yang tidak dikenal dan tidak diklaim dipajang untuk diidentifikasi.

Era Revolusi Industri membawa banyak orang ke kota untuk mencari pekerjaan, dan banyak yang mengalami kecelakaan fatal. Jenazah mereka yang jauh dari rumah akan dipajang di kamar mayat ini.

Kamar Mayat Paris menjadi begitu populer sehingga dijuluki "Le Musée de la Mort" (Museum Kematian) dalam panduan wisata Inggris.

Terletak di belakang Katedral Notre-Dame, kamar mayat ini memamerkan jenazah di balik jendela bertirai teatrikal. Jumlah pengunjungnya bisa mencapai puluhan hingga ratusan ribu orang, tergantung pada siapa yang dipamerkan.

Kamar Mayat Paris menawarkan pengalaman yang mengerikan sekaligus memuaskan rasa ingin tahu. Bagi masyarakat pada masa itu, melihat orang mati di kamar mayat merupakan cara untuk memahami kematian dan menjelajahi sisi gelap kehidupan.

Topik Menarik