Massa di India Serang Asrama Kampus saat 5 Mahasiswa Asing Salat Tarawih

Massa di India Serang Asrama Kampus saat 5 Mahasiswa Asing Salat Tarawih

Berita Utama | inews | Minggu, 17 Maret 2024 - 15:15
share

NEW DELHI, iNews.id Lima mahasiswa internasional terluka setelah massa menyerbu asrama Universitas Gujarat di India, Sabtu (16/3/2024) malam. Pada saat serangan terjadi, para mahasiswa itu sedang menunaikan Salat Tarawih.

NDTV melansir, mahasiswa yang menjadi korban amukan massa itu berasal dari Afrika, Afghanistan, dan Turkmenistan. Menteri Dalam Negeri Negara Bagian Guzarat, Harsh Sanghavi, dilaporkan telah berbicara dengan pejabat tinggi kepolisian setempat. Dia pun meminta aparat segera menangkap para tersangka dan mengusut kasus kekerasan itu dengan adil.

Para mahasiswa mengatakan, di kampus perguruan tinggi yang berada di Kota Ahmedabad itu tidak memiliki masjid. Karena itu, mereka berkumpul di dalam asrama untuk melaksanakan Salat Tarawih.

Namun, tak lama setelah itu, gerombolan orang bersenjatakan tongkat dan pisau menyerbu asrama. Para pelaku menyerang dan merusak kamar mahasiswa tersebut. Menurut penuturan para korban, penjaga keamanan asrama sudah mencoba menghentikan massa, namun gagal.

Seorang mahasiswa dari Afganistan mengatakan, beberapa orang dari gerombolan preman itu meneriakkan slogan-slogan yang menghina dan menanyakan siapa yang mengizinkan mereka salat di asrama. Mereka juga menyerang kami di dalam kamar. Mereka merusak laptop, telepon, dan sepeda, kata korban.

Mahasiswa tersebut mengatakan, lima korban yang terluka masing-masing satu berasal dari Afghanistan, Sri Lanka, dan Turkmenistan, sedangkan dua lagi dari negara-negara Afrika. Massa sudah kabur ketika polisi tiba. Para pelajar yang terluka berada di rumah sakit dan telah melaporkan kejadian ini ke kedutaan, ucapnya.

Gambar-gambar yang dibagikan di media sosial menunjukkan sepeda yang rusak, laptop yang hancur, dan ruangan yang juga dalam kondisi rusak. Dalam beberapa rekaman video, terlihat orang-orang melempari batu ke arah asrama dan melontarkan kata-kata kasar kepada mahasiswa perantauan tersebut.

Semenara para mahasiswa internasional yang diserang itu terdengar mengatakan bahwa mereka merasa takut dan perlakuan ini tidak dapat diterima.

Anggota Parlemen Hyderabad yang juga Ketua Majlis-e-Ittehadul Muslimeen Seluruh India, Asaduddin Owaisi, mengecam peristiwa kekerasan tersebut. Dia pun mempertanyakan apakah Perdana Menteri Narendra Modi dan Menteri Dalam Negeri Amit Shah bakal turun tangan menghadapi insiden yang memalukan India itu.

Komisaris Polisi Kota Ahmedabad, JS Malik mengatakan, pihaknya telah memulai penyelidikan. Dia menuturkan, ada sekitar 300 mahasiswa asing yang belajar di sini. Mereka berasal dari Afghanistan, Sri Lanka, dan negara-negara Afrika.

Perwira polisi senior itu mengatakan, aparat keamanan tiba di tempat kejadian segera setelah mereka menerima panggilan telepon. Kami telah membentuk sembilan tim dan menyelidiki hal ini, ucapnya.

Dia pun berjanji, polisi akan mengambil tindakan tegas terhadap para pelaku, seraya menambahkan bahwa situasi di sekitar lokasi kejadian sudah terkendali.

Topik Menarik