Uniknya Desa Terapung Terbesar di Afrika, Situs Warisan Dunia Berusia Ratusan Tahun
GANVIE merupakan desa terapung terbesar di Afrika yang jadi tujuan wisata. Kampung unik yang terletak dekat kota pelabuhan Cotonou, Republik Benin, negara kecil di Afrika bagian barat ini, masuk dalam situs warisan dunia UNESCO.
Desa Ganvie yang berada di tengah Danau Nokou, terdiri sekitar 3.000 rumah panggung kayu berwarna-warni yang disusun di sekitar pulau buatan sejak abad ke-17.
Sebagian warga juga menggunakan bambu untuk material rumahnya dan harus diganti setiap tahunnya.
Rumah-rumah di danau ini biasanya berdiri selama 15 hingga 20 tahun, dan bahkan bisa lebih jika dilakukan perawatan rutin.
Mulanya, rumah-rumah masyarakat di danau ini terbuat dari lumpur yang menonjol beberapa meter di atas pemukaan air. Namun, seiring berjalannya waktu mereka membangun rumah apung yang kini menjadi ciri khas dari desa Ganvie.

Ganvie, desa terapung di Benin (Wikipedia)
Tak hanya rumah, desa ini memiliki berbagai fasilitas yang terbilang cukup memadai mulai dari toko-toko untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, restoran, hingga hotel dan rumah sakit pun berdiri di atas air. Satu-satunya bangunan yang dibangun di atas tanah hanyalah sekolah.
Uniknya Koh Panyee, Desa Muslim Keturunan Jawa yang Terapung di Laut Thailand Mengutip dari ArchDaily , arsitektur unik ini lahir dari sejarah suku Tofinu yang membangunnya sebagai tempat perlindungan dari perdagangan budak.
Kepercayaan Tofinu
Masyarakat di desa Ganvie terdiri dari suku Tofinu. Menurut keyakinan agama Tofinu, penyerangan terhadap orang-orang yang tinggal di air dapat menyebabkan hukuman dari dewa terhadap pelakunya.
Oleh karena itu, suku Tofinu merasa bahagia dengan gaya hidupnya saat ini. Mereka mengatakan sampai tahun 1990an, penduduk Ganvie atau juga yang disebut Ganvinius hampir tidak pernah singgah di daratan kering yang menyebabkan mereka tidak tahu cara berjalan dengan baik.
Namun, pada tahun 1970an pemerinta memutuskan untuk membuat pulau-pulau yang memberikan kualitas lebih baik bagi masyrakat desa Ganvie. Setelah itu masyrakat desa tahu cara berjalan dengan benar.

Situs Warisan Budaya Dunia
Desa Ganvie diakui sebagai situs warisan budaya dunia oleh UNESCO pada tahun 1996, menarik hingga 10.000 pengunjung setiap tahunnya.
Namun, masuknya wisatawan ini telah berdampak pada penduduk setempat dan praktik sosio-ekologis mereka yang menjaga lingkungan perairan ini. Budidaya perikanan menjadi semakin menantang untuk dipertahankan seiring dengan perjuangan desa untuk mempertahankan fondasi ekonominya.
Selain itu, praktik bangunan tradisional telah digantikan oleh praktik modern, dan desa ini terus menghadapi tantangan lingkungan. Kendati demikian, masyrakat desa Ganvie masih mempertahankan gaya hidup tradisonal mereka ditengah-tengah perubahan perkembangan zaman saat ini.










