JawaPos.com Tahap pelaksanaan pengembangan transportasi massal Surabaya Regional Railways Line (SRRL) pada 2024 sudah berlangsung. Pemerintah tengah menyusun analisis dampak lingkungan (amdal) proyek yang masuk program pembangunan jaringan transportasi kereta terpadu di wilayah Gerbangkertosusila Jatim tersebut.
Tahap itu ditargetkan sudah bergulir pada 2023. Tak hanya itu, pemerintah juga mulai membahas skema pendanaan proyek hasil kerja sama Indonesia-Jerman tersebut.
Kabid Perkeretaapian dan Jaringan Transportasi Dinas Perhubungan (Dishub) Jatim Joko Pitoyo menyatakan bahwa kajian amdal SRRL sedang digarap. Targetnya selesai akhir tahun ini. Jika sesuai rencana, proyek SRRL mulai dikerjakan 2024, kata Joko.
Dia menyatakan, mengacu rencana awal, SRRL akan dibangun secara bertahap. Pada tahap I, melayani SurabayaSidoarjo dengan rute Stasiun Pasar Turi dan Waru. Nanti jalur kereta yang disiapkan sepanjang 27 kilometer.
Selain itu, ada sejumlah proyek lain untuk mewujudkan SRRL. Sebagaimana penambahan jalur kereta ganda (double-track). Jalur sepanjang 1,4 kilometer akan ditempatkan di wilayah Surabaya.
Sementara itu, jenis angkutan yang beroperasi di jaringan SRRL adalah kereta berbasis listrik. Dengan demikian, elektrifikasi jalur kereta perlu mendapat perhatian. Kami juga akan meningkatkan persinyalan dan membangun stasiun KA urban baru, kata Joko.
Dia menyatakan bahwa keberadaan SRRL amat penting. Angkutan tersebut akan mengurangi tingkat volume kendaraan di jalan raya. Dengan begitu, kemacetan di pusat perkotaan bisa dicegah.
Tak hanya dibangun di wilayah SurabayaSidoarjo, pemprov menegaskan bahwa SRRL merupakan proyek berkelanjutan. Jaringan KA nanti tidak hanya fokus melayani masyarakat di SurabayaSidoarjo, tetapi juga dikoneksikan dengan jaringan kereta di wilayah Tuban, Jombang, Lamongan, dan Bojonegoro.
Sebagaimana diketahui, proyek SRRL merupakan bagian dari program sustainable urban mobility plan (SUMP). Lewat program tersebut, angkutan massal yang disiapkan bakal mengoneksikan Gerbangkertosusila Plus. Meliputi, Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan, Bojonegoro, Tuban, dan Jombang.
Selain SRRL, sejumlah pengembangan moda transportasi lainnya di seluruh wilayah yang ditetapkan menjadi sasaran program itu.
Negosiasi Anggaran dengan JermanSELAIN menyusun hal-hal teknis, pemerintah tengah mempersiapkan pendanaan proyek SRRL yang merupakan bagian dari Peraturan Presiden (Perpres) 80/2019 tentang Pengembangan Kawasan Gerbangkertosila Jatim.
Nanti semua moda transportasi yang dipakai (kereta) menggunakan sistem elektrifikasi alias berbasis listrik. Dengan perbandingan 30 persen lebih cepat, ucap Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak.
Emil menyebutkan, untuk mendukung koneksitas SRRL, Gubernur Khofifah Indar Parawansa sudah mengundang kepala daerah di lima wilayah Gerbangkertosusila Plus untuk komitmen bersama dalam menyediakan transportasi pendukung SRRL. Misalnya, dikoneksikan dengan dengan Trans Jatim maupun ojek online.
Di sisi lain, untuk menyukseskan program itu, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) segera mengeluarkan tahapan kegiatan yang dilakukan. Yang nantinya tahapan itu menjadi acuan Kementerian Keuangan dengan KfW (Kreditanstalt fur Wiederaufbau), Bank Pembangunan Jerman, untuk bernegosiasi terkait besaran pinjaman. Diusahakan dalam waktu satudua bulan ini akan selesai untuk amdalnya, ucapnya.
Di tanya soal skema jalur yang sebelumnya diwacanakan menggunakan elevated (jalur atas), Emil menyebutkan, diprediksi skemanya tidak akan menggunakan itu. Namun, lewat jalur bawah atau biasa seperti jalur rel yang selama ini ada.