5 Fakta Gagasan Wisata Kucing di Kepulauan Seribu, Terinspirasi Pulau Aoshima Jepang
JAKARTA - Fakta-fakta rencana pembuatan pulau kucing di wilayah Kabupaten Kepulauan Seribu menarik dibahas. Gagasan ini diusulkan Animal Defender Indonesia dan disambut baik Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung. Dia berharap lokasi wisata itu bisa meningkatkan revenue atau pendapatan pariwisata DKI Jakarta seperti di Jepang.
Berikut sejumlah fakta terkait wacana wisata pulau kucing di Kepulauan Seribu, Minggu (15/6/2025).
1. Terinspirasi Jepang
Pramono mengatakan, gagasan mengenai pulau kucing sebenarnya bukan hal yang baru karena sudah direalisasikan di Pulau Aoshima di Jepang. Pramono berharap, adanya wisata pulau kucing bisa meningkatkan pendapatan di Pulau Seribu.
“Di Jepang itu sudah dilakukan, dan pulau kucing di Jepang itu menjadi tempat tujuan wisata yang luar biasa. Semua orang pengen datang, karena memang komunitas cat lover ini kan gede banget, termasuk di Jakarta ini. Saya yakin lah di sini juga ada, hanya memang belum mendapatkan ruang yang baik," kata Pramono,” ucap Pramono.
2. Jadi Kota Ramah Hewan
Pramono mengatakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berupaya menjadikan Jakarta sebagai kota ramah hewan, sejalan dengan konsep kota berkelanjutan. Ia berharap, program ini dapat mempertahankan status DKI Jakarta sebagai daerah bebas rabies dengan menekan risiko penularan penyakit dari hewan ke manusia dengan memperbanyak Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan).
3. Targetkan Sedot Wisatawan Asing
Pramono mengatakan, pulau kucing di Jakarta nantinya harus bisa menyedot wisatawan lokal maupun mancanegara seperti di Jepang. Ia menyebut laporan melalui aplikasi JAKI banyak yang meminta untuk sterilisasi kucing.
"Kalau memang kita putuskan punya pulau lucing seperti di Jepang, maka itu harus pertama bisa mandiri, yang kedua harus bisa mendatangkan wisatawan, yang ketiga yang paling penting bermanfaat memberikan kesejahteraan bagi kucing. Karena memang sekarang ini laporan terbanyak di JAKI yang animal ini, saya harus mengatakan dengan jujur itu kucing. Minta untuk sterilisasi kucing," pungkasnya.
4. Cegah Lonjakan Populasi Kucing
Selain itu terkait populasi kucing yang meningkat, Pramono terus menggalakkan Program Sterilisasi Kucing. Pasalnya, lonjakan populasi kucing liar yang dapat berdampak negatif pada lingkungan dan kesehatan masyarakat, termasuk mengurangi tindakan kekerasan terhadap hewan akibat ketidakseimbangan populasi.
"Pertumbuhan populasi kucing liar yang tidak terkendali menimbulkan dampak lingkungan, seperti pencemaran kotoran, kerusakan properti, dan potensi penyebaran penyakit. Untuk itu diperlukan edukasi masyarakat agar lebih peduli terhadap kesejahteraan hewan dan lingkungan," jelas Pramono Anung.
5. Tuai Pro dan Kontra
Meski didukung komunitas pecinta hewan, wacana ini juga menuai penolakan. Penolakan pertama datang dari Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta, Francine Widjojo yang mengusulkan jika Pulau Tidung Kecil tetap akan dijadikan pulau tematik konservasi sesuai peruntukannya.
Pasalnya, dalam Perda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Pulau Tidung Kecil diperuntukkan sebagai wilayah konservasi perairan.
Hal itu disampaikan Francine dalam rapat Badan Pembentukan Peraturan Daerah (Bapemperda) DPRD DKI Jakarta, Rabu (11/6/2025).
Salah satu alasan yang disampaikan Francine, rencana pulau tematik kucing di Pulau Tidung Kecil, Kabupaten Kepulauan Seribu belum memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL), dan masih dalam tahap konsep kajian teknis.
"Agar sesuai peruntukannya, bukan dijadikan pulau kucing," ujar Francine.
Sementara itu, penolakan juga datang pecinta kucing yang juga Miss Earth 2019, Lirabica. Menurutnya, wacana ini akan menimbulkan beberapa persoalan ke depannya, salah satunya eksploitasi terhadap hewan.
"Wacana untuk membuat Wisata Pulau kucing di Kepulauan Seribu dapat memicu animal abuse," ujarnya, Sabtu (14/6/2025).
Lirabica menambahkan Lebih baik Pemprov DKI fokus memaksimalkan penggunaan anggaran untuk kesejahteraan kucing-kucing di Jakarta. Salah satunya dengan biaya pengobatan dan sterilisasi atau kebiri gratis daripada membangun tempat wisata, yang belum jelas tata kelolanya.
Lirabica melanjutkan, selain itu sangat penting sebagai pejabat publik untuk menyerap masukan dari seluruh organisasi hewan, tidak hanya sebagian kelompok karena Indonesia memiliki undang-undang terkait kesejahteraan dan keselamatan hewan.