Mengintip Naskah Kuno Era Kerajaan Majapahit di Apurva Bali, Salah Satunya Ada Tulisan Mpu Tantular

Mengintip Naskah Kuno Era Kerajaan Majapahit di Apurva Bali, Salah Satunya Ada Tulisan Mpu Tantular

Travel | inews | Sabtu, 20 April 2024 - 18:16
share

JAKARTA, iNews.id - Pesona keindahan alam yang ada di Bali selalu memikat wisatawan untuk berkunjung. Tidak hanya memiliki destinasi menakjubkan dan kuliner lezat, di Bali, wisatawan juga dapat menikmati sejarah kerajaan Majapahit yang dipamerkan di Apurva Kempinski Bali.

Merangkul semangat persatuan dalam keberagaman melalui gerakan ‘Indonesia Berdaya: Bhinneka Tunggal Ika’ tahun 2024, Apurva Kempinski Bali menghadirkan Lontar Exhibition Bhinneka Tunggal Ika yang berkolaborasi dengan Samsara Living Museum. 

Pameran ini berlangsung sejak 3 April hingga 31 Mei 2024, menampilkan warisan sastra Indonesia melalui sepuluh naskah kuno yang dilestarikan dengan cermat dari era keemasan Kerajaan Majapahit.

Vincent Guironnet, General Manager The Apurva Kempinski Bali mengatakan, Pameran Lontar Bhinneka Tunggal Ika menampilkan koleksi naskah yang diwariskan dari generasi ke generasi dan dilestarikan oleh Samsara Living Museum, termasuk naskah yang ditulis langsung oleh Mpu Tantular, seorang pujangga terkemuka dan penasihat Raja Hayam Wuruk pada masa Majapahit pada abad ke-14.

"Kami berharap pameran ini dapat memicu lebih banyak minat dan pemahaman terhadap kekayaan nilai-nilai naskah ini. Dukungan hotel dalam melestarikan budaya Indonesia sangat berarti bagi kami. Ini merupakan babak penting dalam dedikasi kami yang berkelanjutan untuk melestarikan dan merayakan warisan budaya Indonesia," ujar Vincent Guironnet, melalui keterangannya dikutip Sabtu (20/4/2024).

Perlu diketahui, pada inti pameran terdapat Lontar kuno yang diberi nama Menikah dengan Sutasoma (Mpu Tantular, 1365-1389), terkenal karena memperkenalkan ungkapan tersebut 'Bhinneka Tunggal Ika', yang tetap menjadi semboyan nasional Indonesia. Pameran ini menampilkan koleksi manuskrip yang menyelidiki seluk-beluk keberadaan manusia, mengeksplorasi tema-tema seperti dinamika sosial, hubungan interpersonal, spiritualitas, dan hubungan kita dengan alam.

Berasal dari tahun 400 SM, manuskrip-manuskrip ini menawarkan kebijaksanaan abadi. Karya-karya tersebut telah ditulis ulang dengan cermat dan dilestarikan dari generasi ke generasi, berkat upaya penuh dedikasi dari individu-individu seperti Ida Pedanda Ketut Buruan dan Ida Pedanda Gede Made Buruan, yang masing-masing mewakili generasi ke-13 dan ke-16 dari keturunan Mpu Tantular.

Pada awal pembukaan pameran Lontar Bhinneka Tunggal Ika, diawali dengan penampilan lantunan mistis ‘Kakawin Sutasoma’, dilanjutkan dengan talkshow interaktif yang menghadirkan pembicara terkemuka. Panelis yang hadir antara lain pendiri Samsara Living Museum, Ida Bagus Made Gunawan dan Ida Bagus Agung Gunarthawa, yang telah mengabdikan diri dalam melestarikan, mempromosikan, dan menjaga nilai-nilai budaya warisan leluhur melalui museum hidup yang terletak di Desa Jungutan, Karangasem, Bali.

Turut terlibat dalam diskusi adalah Ayu Kartika Dewi, ajudan khusus Presiden sekaligus Direktur Utama Indika Foundation yang menumbuhkan semangat toleransi dan keberagaman serta mengadvokasi pendidikan di Indonesia.

Mengeksplorasi esensi ‘Bhinneka Tunggal Ika’ dan maknanya dalam masyarakat modern, dialog interaktif ini juga menekankan perlunya melestarikan warisan budaya dan kearifan untuk memelihara keharmonisan sosial dan saling pengertian di antara berbagai komunitas di Indonesia.

"Kami sangat berterima kasih atas kesempatan berkolaborasi dengan The Apurva Kempinski Bali,” kata Ida Bagus  Agung Gunarthawa, Pendiri Museum Hidup Samsara.

Topik Menarik