Mengenal Sejarah Lebaran Ketupat, Dirayakan Sepekan usai Idul Fitri

Mengenal Sejarah Lebaran Ketupat, Dirayakan Sepekan usai Idul Fitri

Travel | inews | Rabu, 17 April 2024 - 09:33
share

JAKARTA, iNews.id - Lebaran ketupat merupakan salah satu tradisi yang biasa dilakukan di Tanah Air. Biasanya, Lebaran ketupat dilakukan tepat sepekan usai Idul Fitri atau 1 Syawal.

Meski jadi tradisi di Indonesia, tak sedikit masyarakat yang masih bingung dengan momen Lebaran ketupat. Banyak yang masih sulit membedakannya dengan Lebaran Idul Fitri.

Melansir kanal YouTube, Super Hayyi, Lebaran ketupat umumnya ditemui dan dilaksanakan oleh masyarakat Jawa. Mereka biasanya memiliki dua Lebaran yakni Idul Fitri dan Lebaran ketupat yang dirayakan pada 8 Syawal.

Asal mula dari tradisi Lebaran ketupat ini merupakan dari peran salah satu Wali Songo, Sunan Kalijaga. Kala itu, Kanjeng Sunan Kalijaga memperkenalkan dua istilah yaitu, Bakda Lebaran yang merupakan tradisi silaturahmi dan bermaaf-maafan setelah salat Idul fitri. Kemudian ada Bakda Kupat yang merupakan perayaan sepekan setelahnya.

Sebelum merayakan Lebaran ketupat, masyarakat Jawa biasanya akan berpuasa sunnah selama 6 hari di bulan Syawal mulai 2 Syawal. Di 8 Syawal, mereka akan berlebaran lagi dan disebutlah Lebaran ketupat.

Di momen ini, masyarakat Jawa akan bersilaturahmi dan menyuguhkan makanan serba ketupat. Berbagai macam ketupat disajikan dalam menyambut tradisi Lebaran ketupat oleh masyarakat Jawa seperti ketupat glabed dari Tegal, ketupat babanci dari Betawi dan ketupat bawang khas Madura.

Selain menjadi tradisi untuk masyarakat Jawa, Lebaran ketupat juga memiliki makna yang dalam. Dalam bahasa Jawa, kata ketupat berasal dari kata kupat atau ngaku lepat yang berarti mengakui kesalahan dan laku papat yang berarti empat tindakan.

Tradisi di Lebaran ketupat ini juga begitu kental, di mana masyarakat diajarkan untuk saling mengakui kesalahan dengan meminta maaf, bersilaturahmi kepada sanak keluarga, sahabat dan tetangga.

Adapun Hadis yang menganjurkan berpuasa 6 hari di bulan Syawal yang menjadi sunnah Nabi Muhammad SAW. "Barangsiapa berpuasa penuh di bulan Ramadhan lalu menyambungnya dengan (puasa) enam hari di bulan Syawal, maka (pahalanya) seperti dia berpuasa selama satu tahun." (HR. Muslim).

Topik Menarik