Sejarah Tradisi Kebo-Keboan: Awalnya Gara-Gara Wabah Mematikan

Sejarah Tradisi Kebo-Keboan: Awalnya Gara-Gara Wabah Mematikan

Travel | BuddyKu | Selasa, 22 Agustus 2023 - 07:05
share

Tradisi Kebo-Keboan merupakan salah satu upacara adat yang unik dan khas dari Banyuwangi, Jawa Timur. Tradisi ini melibatkan transformasi manusia menjadi makhluk yang mempunyai peran penting dalam budaya agraris, yaitu kerbau.

Dalam tradisi ini, kerbau bukan sekadar hewan ternak, melainkan simbol tenaga andalan bagi petani. Kebo-Keboan melibatkan ritual dan rangkaian acara yang sarat dengan makna religius dan sosial, khususnya di kabupaten tersebut.

Disebutkan bahwa sejarah Kebo-Keboan sudah ada sejak abad ke-18 oleh Suku Osing, penduduk asli Kabupaten Banyuwangi.

Sejarah Kebo-Keboan

Melansir situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada Senin (21/8/2023), legenda menyebutkan kalau lahirnya tradisi Kebo-Keboan dikaitkan dengan wabah penyakit mematikan di Desa Alasmalang, Banyuwangi.

Wabah ini tidak memiliki obat dan mengancam jiwa. Jika penyakit menyerang pada malam hari, kematian pasti menghampiri di pagi hari. Buyut Karti, dalam kearifan spiritualnya, mendapatkan wahyu bahwa upacara adat bersih desa dengan berpakaian layaknya kerbau bisa mengusir wabah penyakit tersebut. Pesan ini membentuk inti dari tradisi yang tumbuh seiring waktu.

Pada abad ke-18 Masehi, saat Blambangan masih berdiri, upacara Kebo-Keboan digelar untuk pertama kalinya. Tradisi ini menjadi upaya menjaga dan melestarikan nilai-nilai luhur serta nilai kearifan lokal.

Namun, pada tahun 1960-an, tradisi ini mengalami kemunduran dan hampir pudar dari perhatian masyarakat. Era reformasi membawa kembalinya tradisi ini, dipelopori oleh Sahuni, dengan Desa Alasmalang sebagai pusat kegiatan. Tradisi ini juga mengakar kuat di Desa Aliyan.

Adalah Mbah Muradji, salah satu sosok penduduk setempat yang menjadi salah satu pelestari tradisi Kebo-Keboan di Desa Alasmalang. Tradisi ini telah menjadi bagian hidupnya sejak tahun 1960. Ia adalah keturunan langsung dari Buyut Karti, pendiri tradisi tersebut pada awal abad ke-18.

Pengabdiannya dalam melestarikan budaya ini tergambar saat ia mewakili Kabupaten Banyuwangi dalam Pekan Budaya Jawa Timur pada tahun 1994. Prestasinya mengangkat tradisi Kebo-Keboan sebagai salah satu budaya lokal terbaik di Indonesia.

Makna Spiritual dan Simbolisme dalam Kebo-Keboan

Tradisi Kebo-Keboan juga mengandung makna spiritual dan simbolisme yang dalam. Dalam kitab Purana, Dewi Durga digambarkan memegang kerbau sebagai lambang kebaikan dan penguasa tanaman serta kesuburan.

Selaras dengan ajaran Hindu dan Budha, kerbau memiliki peran penting dalam kesejahteraan manusia. Di tengah lahan pertanian yang dikelilingi batu-batu keramat, penduduk Alasmalang percaya bahwa tradisi ini juga melindungi mereka dari bahaya dan bencana.

Meskipun terdapat perbedaan nuansa di desa Aliyan dan Alasmalang, tradisi Kebo-Kebian menunjukkan kekayaan dan keragaman budaya yang melekat dalam masyarakat Banyuwangi.

Topik Menarik