Meriahkan Karnaval Budaya di Lereng Gunung Merapi, Ogoh Ogoh dari Daun Pisang Menarik Perhatian Warga
SEBUAH ogoh ogoh yang terbuat dari daun pisang kering menjadi daya tarik tersendiri bagi warga saat karnaval budaya di lereng Gunung Merap, Boyolali, Jawa Tengah.
Ogoh ogoh merupakan simbol dari energi buruk di alam semesta yang diwujudkan dengan bentuk seram, atau dalam agama Hindu disebut Butakala.
Karnaval yang diikuti ribuan warga tersebut dilaksanakan dalam rangka memperingati HUT ke-77 kemerdekaan republik Indonesia. Sekaligus Haul Sayid Sholeh Yasin Akbar bin Muhammad bin Yahya.
Ogoh ogoh itu diarak saat karnaval budaya di lereng Gunung Merapi, Desa Sukabumi, Kecamatan Cepogo, Boyolali, Jawa Tengah.
Dengan menggunakan rangkaian bambu, puluhan pemuda membawa dengan berlari, menari dan berputar putar di tengah jalan.

Ogoh ogoh terbuat dari daun pisang. (Foto:Ist)
Uniknya ogoh ogoh tersebut terbuat dari daun pisang kering, yang disusun sedemikian rupa hingga menyerupai bulu-bulu monster.
Dengan tinggi 3 meter dan lebar lebih dari 4 meter, membuat ogoh ogoh tampak memenuhi jalan yang dilalui, hingga para para penonton terpaksa menyingkir agar tidak terkena tabrakan ogoh ogoh.
Sementara, ogoh ogoh sendiri merupakan simbol dari energi buruk di alam semesta yang diwujudkan dengan bentuk sera, atau dalam agama Hindu disebut Butakala.
Selain ogoh ogoh, dalam karnaval tersebut juga ditampilkan berbagai kesenian, hasil bumi khas lereng gunung Merapi, sepeti sayur mayur dan buah-buahan.
Kirap menempuh jarak sekitar 3 kilometer diawali dari tanah lapang desa setempat dan berakhir di kompleks pemakam gununga.Di mana ulama Sayyid Sholeh Yasin Akbar bin Yahya dimakamkan.
Diharapkan melalui karnaval budaya, bisa memupuk rasa persatuan, kesatuan dan persaudaraan warga di lereng Gunung Merapi.







