Kisah Haru 4 Pemilik PO Bus yang Datang dari Keluarga Tak Mampu, dari Anak Petani hingga Punya SPBU dan Restoran Mewah
JAKARTA, iNews.id - Cerita empat pemilik PO Bus ini sangat menginspirasi. Siapa sangka kiprah mereka di dunia transportasi justru diawali dengan cerita mengharu biru karena datang dari keluarga tak mampu.
Jika melihat capaian yang mereka raih saat ini tentu tidak banyak yang menyangka jika keberhasilan itu datang dari sebuah perjuangan yang sangat panjang. Perjuangan yang dimulai dari nol yang dirintis perlahan-lahan hingga akhirnya jadi besar seperti sekarang.
Seperti yang diucapkan Mahatma Gandhi, kekuatan tidak datang dari kondisi lahir, tapi justru datang dari semangat yang tak terkalahkan. Keempat pemilik PO Bus ini memiliki semangat yang sangat luar biasa dalam mencapai impian mereka hingga sekarang hasilnya tidak mereka rasakan sendiri tapi juga ke keluarga mereka seanak-cucu.
Kiprah mereka tentunya perlu dipelajari tidak hanya untuk jadi inspirasi tapi juga cara untuk menjalani hidup yang semakin penuh tantangan ini. Yuk cermati siapa saja mereka:
1. Soediro Atmo Prawiro, Pemilik PO Sindoro Satria Mas
Soediro Atmo Prawiro, merupakan anak seorang petani asal Banyumas, Jawa Tengah. Pria kelahiran 1948 itu yang memberanikan diri mengadu nasib ke Semarang. Berkat ketekunan dan kerja kerasnya, Soediro berhasil membangun sejumlah usaha.
Didirikan pada 1995, Sindoro Satriamas merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa penyewaan dump truck dan trailer. Seiring berjalannya waktu, Soedarmo membuka penyewaan bus pariwisata yang melayani perjalanan ke seluruh Indonesia.
Pada 2005, jalur AKAP pertama PO Sindoro Satriamas dibuka dengan trayek Wonogiri menuju Jakarta dan Tangerang. Jasa transportasi ini hanya memiliki satu kelas, yakni VIP yang membuatnya dianggap sebagai bus orang kaya.
2. Muhadi, Pemilik PO Dedy Jaya
Muhadi adalah sosok pemilik PO Bus yang sangat visioner. Pasalnya dia tidak hanya mengembangkan bisnis di bidang transportasi saja tapi juga kesehatan, pendidikan, dan hotel.
Kerja keras ternyata sudah ada dalam jiwa Muhadi sejak kecil. Semangat itu datang karena melihat kerja keras keluarganya yang petani tambak.
Sebelum memiliki perusahaan otobus, Muhadi pernah menjadi kondektur bus. Pada 1977, dia bekerja sebagai kondektur Bus Gelora Masa trayek Cirebon-Ciledug. Kemudian setahun berikutnya pindah menjadi kondektur di PO Sumber Bawang.
Setelah menikah, Muhadi berhenti menjadi kondektur dan sempat usaha berjualan cabai. Namun tidak membuahkan hasil. Dia pun kembali bekerja di tambak bersama orangtuanya.
Peruntungannya berubah ketika dia mencoba bisnis bambu. Usahanya sukses dan dia pun kemudian membangun grup bisnis Dedy Jaya Group yang juga menaungi bisnis transportasi PO Dedy Jaya.
Muhadi bersyukur, jerih payah di masa mudanya membuahkan hasil untuk perekonomian keluarga dan masyarakat dalam hal lapangan pekerjaan. Saat ini total karyawannya berjumlah 5.400 orang.Mereka tersebar di berbagai unit bisnis yang dimiliki oleh Dedy Jaya Group.
3. Yustinus Soeroso, Pemilik PO Bus Rosalia Indah
Dalam kamus perjuangan Yustinus Soeroso yang biasa dipanggil Pak Roso, fokus pada pekerjaan, bekerja keras dan tulus ada tiga kunci dalam hidupnya.
Pak Roso ini merintis usaha dari nol. Awalnya banyak yang mengira sang pemilik berasal dari orang berada. Namun, Pak Rono mengatakan bahwa dirinya terlahir dari keluarga kurang mampu.
Seorang Soeroso itu sebenarnya Cah Deso. Anaknya petani tak punya lahan sawah, buruh tani. Itulah kondisi saya sebenarnya, kata Pak Roso yang dilansir dari kanal YouTube PerpalZ TV.
Pak Roso menceritakan di masa kecil dirinya anak kurang beruntung. Keadaan orang tua yang hidup pas-pasan harus menghidupi enam orang anak.
Di situ saya termotivasi untuk hidup dan sekolah mandiri, sehingga apa yang saya rasakah saat itu kalau sudah dewasa harus pergi dari rumah, dalam artian mengembangkan masa depan saya,jelasnya.
Dia kemudian menjadi kernet dan agen tiket bus. Dari usaha inilah, Pak Roso memberanikan diri untuk membuka usaha sendiri. Awalnya ada dua unit bus kecil saja.
Itulah cikal bakal usaha yang menjadi tonggak perusahaan besar PO Rosalia Indah. Saat sekarang ada ratusan bus mewah yang melayani penumpang di berbagai daerah.
Dengan peningkatan layanan, PO Rosalia Indah kini punya SPBU dan restoran mewah. Pelayanannya yang bagus, restoran Rosalia Indah juga menjadi rest area dan tempat makan PO bus lainnya.
4. Haji Haryanto, Pemilik Pemilik PO Haryanto
PO bus lainnya yang dibangun dengan perjuangan tak kenal lelah adalah PO Haryanto. PO Haryanto dengan owner Haji Haryanto itu memiliki markas besar di Kota Kudus.
Kisah H Haryanto membangun usaha sangat menginspirasi. Dia juga lahir dari anak buruh tani. Haryanto tumbuh besar dengan didikan bekerja keras.
Tidak mampu meneruskan sekolah, Haryanto melakukan pekerjaan apa pun. Dia kemudian mengadu nasib ke Tangerang.
Pada suatu waktu, dia mendaftar sebagai anggota TNI. Lolos ujian masuk, dia bertugas di Angkatan Udara Kostrad sebagai pengemudi truk pengangkut sejumlah alat berat, meriam, beras, dan perminyakan.
Tahun 1982 menjadi tonggak sejarah. Dia menggunakan modal Rp750 ribu untuk membeli sebuah angkot dengan trayek Pasar Anyar Serpong.
Inilah cikal bakal bisnisnya di dunia transportasi umum. Dari situlah, bisnisnya berkembang.
Dan sekarang Haji Haryanto telah mempunyai ratusan armada bus. Salah satu hal yang menarik adalah H Haryanto menanamkan nilai-nilai agama pada seluruh stafnya.
Bahkan, setiap tahunnya sopir bus PO Haryanto yang berprestasi dan rajin ibadah diberangkatkan umrah. Seiring dengan peningkatan layanan, PO Haryanto kini punya SPBU dan restoran mewah.






