Kenapa Bandung Disebut Kota Lautan Api? Ternyata Ada Sejarah Mencekam di Baliknya

Kenapa Bandung Disebut Kota Lautan Api? Ternyata Ada Sejarah Mencekam di Baliknya

Travel | BuddyKu | Rabu, 8 Maret 2023 - 08:57
share

BANDUNG, celebrities.id - Pertanyaan tentang kenapa Bandung disebut Kota Lautan Api mungkin pernah terlintas di benak Celeb Hitz. Pasalnya, terdapat lagu nasional Halo Bandung yang liriknya menyantumkan nama julukan kota di Jawa Barat itu.

Ya, selain dikenal sebagai Kota Kembang, Bandung Lautan Api juga jadi julukan yang cukup dikenal masyarakat. Rupanya, ada sejarah kelam berkaitan dengan julukan kedua.

Nama itu menggambarkan kondisi Kota Bandung puluhan tahun lalu, tepatnya saat Indonesia baru saja meraih kemerdekaanya hingga akhirnya meletus peristiwa di mana kota Bandung dilalap kobaran api. Hal itu membuat Bandung bak lautan api.

Sejarah Bandung Lautan Api

Dilansir dari laman pemerintah Bandung, Rabu (8/3/2023), kisah Bandung Lautan Api bermula dari surat kabar De Waarheid seperti dikutip Soeara Merdeka Bandung (Juli 1946). Mereka memberitakan bahwa di Downingstreer 10, London, pada awal tahun 1946, Inggris menjanjikan penarikan pasukannya dari Jawa Barat dan penyerahan Jawa Barat kepada Belanda, yang kemudian akan menggunakannya sebagai pangkalan militer untuk menghadapi Republik Indonesia.

Kesepakatan antara kedua sekutu Inggris dan NICA Belanda (Nederlands Indie Civil Administration) itu menimbulkan perlawanan heroik dari masyarakat dan pejuang pemuda di Bandung, ketika pasukan Inggris dan NICA melancarkan serangan militer ke Bandung. Pasukan sekutu berusaha menguasai Bandung, meski harus melanggar hasil perundingan dengan Republik Indonesia.

Agresi militer Inggris dan NICA Belanda juga memicu aksi penghangusan kota oleh para pejuang dan rakyat Bandung. Pasukan Sekutu dan NICA Belanda yang menguasai kawasan Bandung Utara (kawasan utara rel kereta api yang membelah kota Bandung dari timur ke barat), memberikan ultimatum (23` Maret 1946) agar Tentara Republik Indonesia Indonesia (TRI) mundur sejauh 11 km dari pusat kota. (daerah selatan rel kereta api dikuasai oleh TRI) paling lambat tengah malam tanggal 24 Maret 1946.

Tuntutan ini disetujui oleh Pemerintah Republik Indonesia di Jakarta, padahal Markas Besar di Yogyakarta telah memerintahkan TRI untuk mempertahankan setiap jengkal tanah di Bandung. TRI dan rakyat Bandung memutuskan untuk mundur ke selatan, namun sambil membakar kota Bandung agar musuh tidak dapat memanfaatkannya.

Pada sore hari tanggal 24 Maret 1946, TRI bersama masyarakat mulai mengosongkan Bandung Selatan dan mengungsi ke selatan kota. Pembakaran dimulai pukul 21.00 di Restoran Indisch sebelah utara Alun-alun (sekarang Menara BRI).

Para pejuang dan masyarakat membakar gedung-gedung penting di sekitar rel kereta api dari Ujung Berung hingga Cimahi. Bersamaan dengan itu, TRI melakukan penyerangan ke wilayah utara sebagai upacara pengunduran dirinya dari Bandung yang disertai dengan kobaran api sepanjang 12 km dari timur ke barat Bandung yang membara seperti lautan api dan langit merah yang mengobarkan semangat juang. Tekad untuk merebut kembali Bandung muncul di hati setiap pejuang.

Monumen Bandung Lautan Api di Bandung. (Foto: celebrities.id/Instagram @7hilmy7)
Monumen Bandung Lautan Api di Bandung. (Foto: celebrities.id/Instagram @7hilmy7)

Sejarah heroik ini tercatat dalam sejarah bangsa Indonesia sebagai peristiwa Bandung Lautan Api (BLA). Lagu Halo-halo Bandung ciptaan Ismail Marzuki menjadi perjuangan lain kala itu.

Akhirnya NICA Belanda berhasil menguasai Jawa Barat secara penuh melalui Perjanjian Renville (17 Januari 1948) yang menekan Pemerintah Republik Indonesia untuk mengosongkan Jawa Barat dari seluruh pasukan Indonesia, menyusul kegagalan agresi militer pada tanggal 20 Juli 4 Agustus 1947. NICA melanggar gencatan senjata dan terus menggempur pangkalan-pangkalan pertahanan tentara Indonesia hingga Januari 1948. Pasukan Indonesia (Divisi Sliwangi) terpaksa dipindahkan ke Jawa Tengah pada tanggal 1 22 Februari 1948.

Topik Menarik