Banyak Kata-Kata Indonesia yang Diserap dari Bahasa China: Mulai dari Mie Sampai Cabo (PSK)

Banyak Kata-Kata Indonesia yang Diserap dari Bahasa China: Mulai dari Mie Sampai Cabo (PSK)

Travel | BuddyKu | Kamis, 11 Agustus 2022 - 19:17
share

KURUSETRA -- Salam Sedulur.. Indonesia memang memiliki banyak suku dan budaya. Namun, Indonesia juga tidak bisa dilepaskan dari perpaduan budaya luar seperti Arab dan China.

Bicara etnis Tionghoa dalam perkembangan di Indonesia, kita tidak bisa menutup diri jika mereka juga punya peran di banyak sisi. Tidak hanya ekonomi, tetapi juga dari budaya dan bahasa.

Almarhum Alwi Shahab, sejarawan dalam bukunya Waktu Belanda Mabuk Lahirlah Batavia menceritakan, orang-orang China memiliki beragam bahasa yang akhirnya diserap menjadi bahasa Indonesia. Banyak kata-kata Indonesia yang merupakan serapan dari bahasa China. Mulai dari teh, kecap, juhi, kue, lobak, kucai, lengkeng, capcai, tenteng, kwaci, soto, hingga tahun

"Masih dalam soal pengisi perut, tidak pelak lagi, nama-nama makanan seperti bakso, siomay, lumpia, bakpau, bahcan, tongseng, mie, puyunghai dan masih banyak lagi," tulis Alwi.

Suatu hari dalam sebuah perbincangan dengan KURUSETRA , pria yang akrab Abah Alwi itu menyebut masih banyak kata-kata Indonesia yang diambil dari bahasa China, seperti dacin, teko, kuli, piso, cawan, kemoceng, langkan, lonceng, loteng, sampan, bakiak, wayang, tong, gincu, cat, centeng bahkan bangsat.

"Mak Comblang, kawin, hingga gundik itu orang China punya," kata Alwi Shahab. Dalam satu ceritanya, Abah Alwi mengatakan, China sejak era Kolonial menjadi salah satu etnis yang doyan berjudi dan bermain perempuan. Meski tidak semua melakukan praktik tersebut. Karena itu kata-kata di dunia prostitusi pun tidak bisa dilepaskan pengaruhnya dari China, seperti cabo yang berarti pelacur.

Betawi menjadi salah satu etnis yang paling banyak menyerap kata-kata dari bahasa China. Cingcong dan cingcai contohnya, merupakan serapan dari bahasa China. "Encang, encing, elu, gue, goceng, seceng, itu dari bahasa China," ujar Abah Alwi yang meninggal dunia pada 17 September 2020 itu.

Topik Menarik