Menteri UMKM Soroti Masuknya Barang Impor asal China: Jumlahnya Banyak Sekali
JAKARTA, iNews.id - Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman menyoroti banyaknya barang impor asal China yang masuk Tanah Air. Ia menilai hal itu jauh lebih merugikan daripada praktik thrifting.
"Thrifting ini baju-baju impor bekas, tapi ada lagi yang merugikan, yaitu baju-baju, barang-barang yang baru, impor dari China. Itu tidak ada label, masuk dengan jumlah yang banyak sekali," ujarnya usai acara Indonesia Sport Summit 2025 di Jakarta, Minggu (27/12/2025).
Menurut Maman, saat ini banyak pakaian, sepatu, celana, hingga aksesori dan berbagai perlengkapan lain yang diimpor dari China dalam skala besar, bahkan hingga kontainer-kontainer, tanpa melalui proses saringan atau pembatasan.
Ia menegaskan bahwa pemerintah tidak hanya memfokuskan perhatian pada pakaian bekas impor. Barang-barang baru yang masuk tanpa label dan tidak mengikuti ketentuan standar keamanan dan mutu justru menjadi ancaman serius bagi industri lokal.
"Jangan hanya melihat impor baju bekas saja, tetapi baju-baju baru yang masuk tanpa label, tanpa identitas, itu jumlahnya luar biasa. Ini yang lagi mau kita dalami dan batasi, jadi supaya barang kita juga bisa saing," katanya.
Maman menekankan perlunya kebijakan yang adil antara kebutuhan pasar dan keberpihakan pada industri dalam negeri.
Ia menyatakan bahwa impor tetap diperbolehkan untuk produk yang belum bisa diproduksi secara memadai di Indonesia. Namun untuk barang-barang yang sudah mampu dihasilkan oleh pelaku UMKM maupun industri nasional, pembatasan impor harus diberlakukan untuk memperkuat pasar domestik.
"Kalau kita belum bisa produksi, silakan impor. Tetapi kalau kita sudah bisa produksi, ya kita batasi dong. Supaya barang lokal ini punya pasar," tegasnya.










