Cegah Kekeringan, Operasi Modifikasi Cuaca Digelar di Danau Toba

Cegah Kekeringan, Operasi Modifikasi Cuaca Digelar di Danau Toba

Terkini | okezone | Sabtu, 22 November 2025 - 16:14
share

TAPANULI UTARA - Musim kemarau beberapa bulan terakhir menyebabkan kawasan Danau Toba, Provinsi Sumatera Utara (Sumut), terancam kekeringan. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan sejumlah pihak pun menggelar Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di Daerah Tangkapan Air (DTA) Danau Toba.

Operasi modifikasi cuaca ini menggunakan pesawat Cessna untuk proses penyemaian garam (NaCI) secara presisi.

Direktur Operasi Modifikasi Cuaca, Budi Harsoyo menjelaskan, kegiatan tersebut diharapkan dapat menjaga ketersediaan air bagi Danau Toba dan sebagai bentuk nyata kegiatan pengelolaan sumber daya air serta upaya menjaga ketersediaan air dan stabilitas ekosistem di kawasan Danau Toba dan sungai Asahan.

Operasi modifikasi cuaca di daerah tangkapan air Danau Toba, dilaksanakan selama 15 hari kedepan. Kegiatan ini dilaksanakan sebagai respon terhadap kondisi iklim dan curah hujan yang menurun dalam beberapa bulan terakhir,’’ ujarnya kepada Okezone, dikutip, Sabtu (22/11/2025).

Kondisi ini kata dia berdampak pada ketersediaan suplai air ke Danau Toba serta pengoperasian 3 bendungan Cascade, yaitu bendungan Siruar, Siguragura dan Tangga atau berada persis di sungai Asahan bagian Hulu yang menjadi bagian penting bagi pasokan energi, air minum PDAM, industri dan aktivitas masyarakat sekitar.

Kegiatan ini juga dalam rangka mendukung kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi, air sebagai salah satu Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.

Tim BMKG telah melakukan analisis cuaca secara intensif, baik sebelum pelaksanaan operasi maupun pada saat pelaksanaan nantinya.

“Kami memastikan proses penyemaian dilakukan secara presisi, sesuai kondisi meteorologis harian di wilayah Danau Toba. Operasi dilakukan melalui penyemaian garam (NaCl) ke awan potensial menggunakan pesawat sewaan  komersial atau teknis yang disiapkan oleh penyelenggara,"sebut Budi Harsoyo,’’ulasnya.

 

Pemantauan kondisi atmosfer dilakukan secara real time oleh BMKG dan ada Posko koordinasi antara BMKG, Perum Jasa Tirta 1 (PJT 1)  dan PT Inalum untuk pelaksanaan harian dan evaluasi efektivitas.

"Dampak yang diharapkan melalui OMC di DTA Danau Toba, tentunya, kolaborasi tiga lembaga tersebut, menargetkan peningkatan curah hujan di wilayah tangkapan air utama,’’ ujarnya.

‘’Stabilitas elevasi Danau Toba untuk kebutuhan air baku, Pariwisata dan energi. Penguatan ketahanan sumber daya air di kawasan Danau Toba dan Sungai Asahan,"tandasnya.

Vice President Regional II PJT 1,  M Luckmanul Chakim menambahkan, bahwa kegiatan OMC merupakan langkah strategis untuk menjaga keseimbangan dan ketersediaan air ekosistem dan terutama memberikan suplai untuk pembangkit listrik serta pemanfaatan suplai kepada  irigasi pertanian dan industri yang ada di wilayah hilir.

"Kita memastikan pengelolaan sumber daya air tetap optimal. OMC ini menjadi salahsatu upaya penguatan, agar air Danau Toba tetap berada pada elevasi yang aman,”pungkasnya.

Topik Menarik