Jarak Iran ke Israel: Seberapa Dekat Ancaman Rudal Balistik Bisa Sampai?
JAKARTA, iNews.id - Jarak Iran ke Israel menjadi salah satu aspek terpenting dalam memahami dinamika konflik militer yang tengah berlangsung antara kedua negara. Dengan jarak sekitar 1.300 hingga 1.770 kilometer antara ibu kota Teheran dan Tel Aviv, kedua negara memiliki kemampuan untuk meluncurkan serangan rudal balistik jarak menengah yang sangat mematikan.
Jarak ini memungkinkan rudal-rudal Israel dan Iran untuk mencapai target dalam waktu kurang dari 15 menit, sehingga meningkatkan risiko eskalasi militer yang cepat dan destruktif.
Jarak Iran-Israel
Rudal balistik Iran memiliki jangkauan yang cukup untuk mencapai wilayah Israel, dengan beberapa tipe rudal seperti Sejil dan Fattah yang mampu melaju dengan kecepatan hipersonik, mencapai target dalam waktu sekitar 11-15 menit.
Kecepatan tinggi dan kemampuan manuver rudal-rudal ini membuatnya sulit untuk dicegat oleh sistem pertahanan udara Israel seperti Iron Dome, Arrow, dan David's Sling.
Sebaliknya, Israel juga memiliki rudal ofensif yang dapat menjangkau fasilitas militer dan nuklir di Iran, meskipun jarak yang cukup jauh dan rute peluncuran yang harus melewati wilayah negara lain menambah tantangan dalam operasi militer tersebut.
Israel mengandalkan keunggulan teknologi dan intelijen untuk melancarkan serangan presisi terhadap target-target strategis di Iran.
Informasi Terkini Konflik Iran-Israel
Konflik antara Iran dan Israel memasuki fase yang sangat memanas pada Selasa, 18 Juni 2025, setelah serangan udara Israel yang dimulai pada Jumat, 13 Juni 2025, menewaskan lebih dari 585 orang di Iran, termasuk warga sipil dan pejabat militer tinggi. Serangan ini menargetkan fasilitas nuklir dan militer di berbagai kota, termasuk Teheran dan Natanz, dan menyebabkan kerusakan besar pada infrastruktur penting Iran.
Sebagai balasan, Iran melancarkan serangan rudal balistik dan drone ke wilayah Israel, menghantam kota-kota besar seperti Tel Aviv, Yerusalem, dan Haifa. Serangan ini memaksa warga Israel menghabiskan waktu berjam-jam di tempat perlindungan bom bawah tanah.
Rekaman yang bocor menunjukkan rudal-rudal Iran berhasil mengenai target dengan presisi tinggi, meskipun Israel memiliki sistem pertahanan udara canggih.
Ketegangan ini dipicu oleh keputusan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk melancarkan operasi militer besar-besaran yang disebut "Operasi Singa Bangkit" pada 13 Juni 2025.
Strategi ini dianggap oleh banyak pengamat sebagai langkah konfrontatif yang gagal karena respons keras Iran yang langsung dan berkelanjutan melalui serangan rudal supersonik dan drone yang mematikan.
Di tengah eskalasi ini, masyarakat di Iran tetap melakukan aktivitas sehari-hari meskipun menghadapi serangan rudal Israel. Infrastruktur telekomunikasi dan listrik masih berfungsi, dan tidak terjadi pengungsian massal. Namun, kerusakan besar terjadi pada fasilitas perumahan, pemerintahan, dan pertahanan, termasuk serangan langsung ke kantor pusat televisi nasional Iran.
Sementara itu, Israel juga mengalami kerugian, seperti penutupan fasilitas kilang minyak terbesar di Pelabuhan Haifa akibat serangan rudal Iran. Jumlah korban di Israel dilaporkan mencapai lebih dari 20 orang tewas dan ratusan luka-luka.
Dampak Jarak dan Rudal dalam Konflik Ini
Jarak Iran ke Israel yang relatif dekat menjadi faktor utama mengapa rudal balistik menjadi senjata utama dalam konflik ini. Kemampuan rudal untuk menempuh jarak tersebut dalam hitungan menit membuat kedua negara harus selalu siaga menghadapi serangan mendadak. Sistem pertahanan udara Israel yang canggih terus diuji oleh teknologi rudal hipersonik Iran yang semakin berkembang.
Konflik ini tidak hanya menimbulkan kerusakan fisik dan korban jiwa, tetapi juga memperburuk ketegangan geopolitik di kawasan Timur Tengah dan berpotensi melibatkan negara-negara lain yang wilayahnya dilintasi rudal-rudal tersebut.
Jarak Iran ke Israel yang berkisar antara 1.300 hingga 1.770 km menjadi faktor kunci dalam penggunaan rudal balistik oleh kedua negara dalam konflik yang semakin memanas. Rudal-rudal Iran yang mampu melaju dengan kecepatan hipersonik mencapai wilayah Israel dalam waktu sekitar 11 hingga 15 menit, menimbulkan tantangan besar bagi sistem pertahanan udara Israel.