Penjualan Mobil di China Naik 13,9 Persen pada Mei tapi Laju Pertumbuhan Melambat

Penjualan Mobil di China Naik 13,9 Persen pada Mei tapi Laju Pertumbuhan Melambat

Terkini | idxchannel | Senin, 9 Juni 2025 - 17:24
share

IDXChannel- Penjualan mobil di China naik 13,9 persen pada Mei 2025 secara tahunan. Namun, laju pertumbuhan cenderung melambat dibanding bulan sebelumnya.

Dilansir Yahoo Finance, Senin (9/6/2025), pertumbuhan penjualan mobil di China naik terus selama empat bulan terakhir. Namun pertumbuhan di Mei jauh lebih rendah dibanding April 2025 di angka 14,8 persen.

Melambatnya laju pertumbuhan itu disinyalir efek dari kampanye diskon besar-besaran dan insentif produsen mulai jenuh di tengah kompetisi yang makin sengit.

Pertumbuhan kendaraan listrik (EV) dan hybrid juga melambat dari 33,9 persen pada April menjadi 28,2 persen pada Mei. Meskipun segmen ini tetap menjadi motor utama pertumbuhan otomotif China, penurunan laju ekspansi mengindikasikan pasar mulai mendekati titik kejenuhan konsumen awal (early adopters).

BYD sebagai pemimpin EV domestik mencatat perlambatan penjualan meski telah meluncurkan insentif baru. Ini menunjukkan strategi promosi agresif tidak cukup untuk mempertahankan pertumbuhan tinggi.

Sementara itu, Geely dan Chery menghadapi tren serupa. Situasi ini memperkuat kekhawatiran akan terjadinya 'market shakeout' di mana hanya pemain terkuat yang akan bertahan di tengah tekanan margin yang menurun.

Situasi ini direspons oleh pemerintah China. Pemerintah China menyerukan penghentian perang harga yang dianggap merusak struktur pasar. 

Kekhawatiran pemerintah terfokus pada dampak jangka panjang. Pemerintah menilai jika perusahaan otomotif terus memangkas harga tanpa mempertimbangkan keberlanjutan finansial, hal ini bisa menimbulkan ketidakseimbangan struktural dalam industri dan mengancam stabilitas tenaga kerja serta investasi jangka panjang.

Di sisi lain, sektor ekspor kembali menunjukkan sinyal positif setelah sempat terkontraksi pada April 2025. Ekspor mobil China tumbuh 13,5 persen pada Mei.

Hal ini menandakan pasar luar negeri terutama di Asia Tenggara, Amerika Latin, dan sebagian Eropa Timur masih menjadi penopang penting bagi produsen lokal untuk mengalihkan tekanan dari pasar domestik.

(Ibnu Hariyanto)

Topik Menarik