5 Bahaya Harimau Sebagai Hewan Peliharaan: Masalah Legalitas hingga Rentan Penyakit

5 Bahaya Harimau Sebagai Hewan Peliharaan: Masalah Legalitas hingga Rentan Penyakit

Teknologi | sindonews | Senin, 29 April 2024 - 19:29
share

Harimau pada dasarnya bukanlah hewan peliharaan, namun kini mulai banyak orang yang memeliharanya di rumah. Sebagai hewan liar tentunya spesies kucing besar ini memiliki beberapa resiko jika dipelihara.

Harimau merupakan predator besar yang dapat memakan puluhan kilo daging setiap harinya dan membutuhkan kandang yang luas ditambah dengan tingkat keamanan dan perawatan yang tinggi. Membuatnya sebagai hewan liar yang cukup mahal jika dipelihara.

Meski telah mengeluarkan biaya perawatan dan pemeliharaan yang mahal tak lantas membuat kucing besar yang terbiasa di alam liar ini senantiasa jinak pada majikannya. Karena itu para calon pemilik perlu memperhatikan apa saja bahaya memelihara harimau.

5 Bahaya Harimau Sebagai Hewan Peliharaan

1. Legalitas

Dilansir dari The Spruce Pets, secara khusus ada 35 negara bagian melarang memelihara kucing besar, sementara 21 negara bagian melarang semua hewan peliharaan eksotik yang berbahaya. Sehingga sebelum memelihara hewan buas ini sebaiknya periksa undang-undang di wilayah sendiri. Di Indonesia, pemeliharaan satwa liar telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya. Dalam undang-undang tersebut dijelaskan jika setiap orang dilarang untuk menangkap, melukai, membunuh, menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut, dan memperniagakan satwa dilindungi, baik dalam keadaan hidup maupun mati. Siapapun yang dengan sengaja melanggar maka akan terkena tindak pidana dengan hukuman lima tahun penjara serta denda maksimal Rp100 juta. Meski begitu masyarakat masih boleh memelihara harimau berdasarkan Permenhut Nomor P.19 tahun 2005. Dalam aturan tersebut, masyarakat boleh memelihara satwa liar asalkan hewan tersebut berasal dari penangkaran dan masuk kategori generasi kedua (F2) atau generasi berikutnya, atau hasil perkawinan dari hewan liar yang berada di penangkaran. Sehingga masyarakat tidak boleh menangkapnya sendiri dari alam liar lalu dipelihara.

2. Harimau Sulit Beradaptasi dan Merasa Tidak Bahagia

Idealnya, harimau berada di alam liar. Di penangkaran, harimau dapat hidup dengan baik di kebun binatang yang luas atau tempat penyelamatan kucing besar, namun mereka tidak beradaptasi dengan baik di beberapa lokasi yang terkurung tersebut. Karena pecinta hewan peliharaan tidak dapat memberikan kehidupan yang dibutuhkan harimau karena telah beradaptasi selama ribuan tahun untuk menghuni alam liar yang luas di wilayah geografis tertentu. Sehingga memelihara harimau di ruangan kecil seperti rumah atau pekarangan dapat membahayakan nyawa harimau dan pemeliharanya.

3. Temperamen Harimau yang Sering Berubah-Ubah

Banyak harimau yang dilatih dengan hati-hati dan strategis untuk berada di dekat manusia dan akan bertahan bertahun-tahun tanpa insiden, namun setiap orang tidak dapat memprediksi perilaku harimau secara efektif karena mereka tetaplah hewan liar. Bahkan banyak dari serangan harimau yang dilaporkan di Amerika Serikat merupakan serangan yang parah. Sekitar 260 serangan kucing eksotik yang mengakibatkan cedera tercatat parah atau fatal. Statistik pada periode waktu yang sama menunjukkan bahwa sebagian besar serangan atau cedera yang fatal terjadi berada di fasilitas yang tidak terakreditasi dan kebun binatang swasta. Meski begitu, serangan juga kerap terjadi di lembaga yang telah terakreditasi. Masalah inilah yang membuat Amerika Serikat mempengaruhi legislator di seluruh negeri untuk membuat undang-undang negara bagian dan federal yang melarang kepemilikan harimau.

4. Gigitan yang Berbahaya

Jauh sebelum tahun pertamanya, seekor anak harimau sudah tumbuh cukup besar untuk menekan manusia dewasa. Bahkan gigitan mainannya dapat menyebabkan kerusakan serius dan berpotensi membunuh pemiliknya atau orang lain di sekitarnya.

5. Rentan Terhadap Penyakit

Organisasi Big Cat Rescue menyatakan bahwa di sebagian besar wilayah sulit menemukan dokter hewan yang bersedia atau bahkan mampu merawat harimau dari segala usia. Mereka juga melaporkan bahwa 98 persen dari seluruh spesies kucing besar liar mati dalam waktu dua tahun setelah dibawa ke penangkaran.

Baca Juga: 3 Perbedaan Harimau Putih dan Harimau Biasa, Selain dari Warnanya Harimau rentan terhadap banyak penyakit yang mengancam jiwa yang menyerang kucing rumahan, seperti distemper kucing, rabies, feline immunodeficiency virus (FIV), dan feline leukemia virus (FeLV). Itulah beberapa bahaya memelihara harimau. Bagi yang berkeinginan untuk memelihara kucing besar ini sebaiknya mempersiapkan dana yang cukup banyak dan memiliki mentalyangkuat.

Topik Menarik