Temuan Baru, Sinkronisasi Jam Biologis TubuhKunci Awet Muda
Manusia memiliki jam sirkadian atau jam biologis yang berbeda untuk mengontrol ritme sirkadian dari berbagai bagian tubuh. Dari sebuah studi, mekanisme ini dapat dimanfaatkan untuk resep awet muda.
Popular Mechanics melansir, Kamis (16/5/2024) mempertahankan sinkronisasi jam biologis tubuh, menurut penelitian terbaru, bisa menjadi kunci untuk membantu mencegah efek penuaan dini pada manusia.
Seperti banyak hal di tubuh, ritme sirkadian lebih rumit daripada yang terlihat di permukaan. Alih-alih seluruhnya berbasis otak, sebenarnya dikendalikan oleh kumpulan beberapa jam sirkadian (pusat dan perifer) yang semuanya bekerja sama untuk menjaga ritme tubuh berputar seperti mesin yang diminyaki dengan baik.
Prinsipnya, jam sirkadian cenderung bekerja paling baik saat sejajar satu sama lain. Faktanya, para ilmuwan sekarang berpikir menyelaraskan berbagai jam sirkadian tubuh untuk dapat membantu melawan efek penuaan dini. Hasil dari dua penelitian tentang masalah ini baru-baru ini diterbitkan dalam jurnal Science dan Cell Stem Cell.
"Sangat menarik untuk melihat bagaimana sinkronisasi antara jam sirkadian otak dan perifer memainkan peran penting dalam kesehatan kulit dan otot, sementara jam perifer saja otonom dalam menjalankan fungsi jaringan paling dasar," kata Aznar Benitah, salah satu penulis dari kedua penelitian tersebut.
Studi Science berfokus pada otot dan efek sinkronisasi jam sirkadian pada otot. Melalui analisis mereka, para peneliti menemukan bahwa jika jam utama dan jam otot tidak sinkron dapat menyebabkan tanda-tanda penuaan dini dan pembuangan jaringan otot.
Tim juga menemukan bahwa praktik diet yang dikenal sebagai pemberian makan terbatas waktu (TRF) - yang mengharuskan hanya makan pada fase hari aktif - dapat membantu menjaga jam tersebut tetap sinkron serta mengurangi risiko kerusakan otot tersebut. Kabarnya, ini juga dapat membantu jam otot berfungsi lebih baik sendiri.
Dalam artikel Cell Stem Cell, penelitiannya berfokus pada interaksi antara jam sirkadian utama dan jam sirkadian yang terkait dengan kulit. Mirip dengan penelitian yang berfokus pada otot, penelitian kulit menemukan bahwa menjaga jam tetap sinkron penting untuk melawan tanda-tanda penuaan dini .
Menariknya, tim juga menemukan bahwa jika jam tidak sinkron, jam utama akan mengambil alih regulasi kulit, tetapi akan menjalankan proses biasanya pada jadwal berlawanan.
Tim peneliti kali ini menggunakan contoh replikasi DNA. Biasanya, jika semuanya berjalan sesuai rencana, replikasi DNA sebagian besar terjadi pada malam hari ketika lebih tidak terkena radiasi matahari yang berpotensi menyebabkan mutasi. Tetapi jika jam pusat mendominasi perilaku kulit, replikasi DNA sebagian besar akan terjadi pada siang hari.
"Sangat menarik untuk melihat bagaimana sinkronisasi antara jam sirkadian otak dan perifer memainkan peran penting dalam kulit dan otot, sementara jam perifer saja otonom dalam menjalankan fungsi jaringan paling dasar," terang Aznar Benita.
Para peneliti di balik kedua penelitian ini berharap penelitian mereka akan memandu para ahli lain untuk mengembangkan rencana perawatan dan tindakan pencegahan penuaan dini di masa depan.