Badan Antariksa Eropa Tunda Misi ke Mars dengan Rusia

Badan Antariksa Eropa Tunda Misi ke Mars dengan Rusia

Teknologi | inewsid | Senin, 21 Maret 2022 - 07:10
share

JAKARTA, iNews.id - Misi bersama ke Mars antara Badan antariksa Eropa (ESA) dan badan antariksa Rusia Roscosmos ditangguhkan. Hal ini dikarenakan invasi yang dilakukan Rusia ke Ukraina.

Misi ExoMars, yang mencakup pengorbit yang diluncurkan pada 2016 dan penjelajah yang direncanakan akan diluncurkan tahun ini harus ditunda. ESA akan memutuskan bagaimana cara untuk melanjutkan misi, sebagaimana dikutip dari Digital Trends.

Sebagai organisasi antar pemerintah yang diberi mandat untuk mengembangkan dan mengimplementasikan program luar angkasa dengan sepenuhnya menghormati nilai-nilai Eropa, kami sangat menyesalkan korban manusia dan konsekuensi tragis dari agresi terhadap Ukraina, kata ESA dalam sebuah pernyataan.

Penjelajah ExoMars Rosalind Franklin awalnya direncakan meluncur pada 2020, tetapi peluncuran itu ditunda karena virus corona. Peluncuran harus ditunda dua tahun karena waktu Bumi dan Mars mendekat satu sama lain, yang terjadi sekitar setiap 26 bulan.

Penjelajah ESA akan dikirim ke permukaan Mars oleh pendarat Kazachok, yang dibangun oleh Roscosmos. Mengingat invasi ke Ukraina, ESA sebelumnya menyatakan sangat tidak mungkin penjelajah ExoMars akan diluncurkan pada 2022 seperti yang direncanakan.

Sekarang sepertinya peluncuran akan ditangguhkan tanpa batas waktu, dan masa depan rover tidak jelas. Rover ini dibangun ESA, sehingga ada beberapa harapan yang bisa diluncurkan bekerja sama dengan mitra lain seperti NASA. Ada kemungkinan rover tersebut bisa diluncurkan pada 2026 atau 2028 jika hubungan dengan Roscosmos membaik.

Dalam konferensi pers yang dilaporkan oleh SpaceNews, David Parker, kepala eksplorasi manusia dan robot di ESA, mengungkapkan kesedihan atas situasi tersebut karena bertahun-tahun pekerjaan yang telah dimasukkan ke dalam misi.

Ini mengecewakan bagi orang-orang yang terlibat dalam proyek tersebut. Itu adalah keputusan yang menyakitkan bagi dewan untuk dibuat," katanya sebagaimana dikutip dari Digital Trends.