Tarif Trump 50 ke India Diramal Bakal Berbalik BikinBRICS Makin Besar

Tarif Trump 50 ke India Diramal Bakal Berbalik BikinBRICS Makin Besar

Ekonomi | sindonews | Selasa, 2 September 2025 - 07:26
share

Tarif 50 yang dikenakan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump terhadap impor dari India bisa jadi akan berdampak buruk dan justru mendorong negara Asia Selatan itu lebih dekat dengan anggota BRICS lainnya. Hal ini diungkapkan oleh ekonom terkemuka asal Amerika, Richard Wolff.

Dalam sebuah episode dari 'Sanchez Effect' di RT, Wolff, seorang profesor emeritus di Universitas Massachusetts, Amherst, mengatakan bahwa hubungan lama India dengan Rusia kemungkinan akan bertahan, terlepas dari tekanan AS. Seperti diketahui Washington mengenakan tarif 50 pada ekspor New Delhi yang diprediksi justru menjadi bumerang.

Richard Wolff mengatakan, apa yang dilakukan Trump kemungkinan akan merugikan kepentingan AS. Diketahui AS pertama kali menjatuhkan tarif sebesar 25 terhadap India pada awal Agustus, karena New Delhi dan Washington tidak dapat menyelesaikan perjanjian perdagangan.

Baca Juga: Tarif 50 Trump ke India Resmi Berlaku, Hukuman atas Pembelian Minyak Rusia

Trump kemudian mengumumkan tarif tambahan 25 terhadap India yang berlaku mulai 27 Agustus, kemarin karena pembelian minyak Rusia yang terus dilakukan New Delhi. Presiden AS mengatakan, bahwa pembelian India terhadap minyak dan senjata dari Rusia secara tidak langsung mendorong konflik Ukraina. "Jika Trump terus dengan ancaman tarifnya kepada India, yang memiliki hubungan historis yang panjang dengan Rusia, Anda sedang bermain dengan lawan yang sangat berbeda," kata Wolff.

Dia menambahkan, bahwa AS telah "menembak dirinya sendiri di kaki" sambil "berusaha untuk bersikap seperti orang tegas". Ekonom tersebut juga memperingatkan bahwa membatasi akses pasar Amerika untuk ekspor India kemungkinan akan mendorong New Delhi semakin dekat dengan blok ekonomi baru yang muncul seperti BRICS.

"Jika Anda menutup akses AS untuk India, melalui tarif yang besar, India harus menemukan tempat lain untuk menjual ekspornya – seperti Rusia menemukan tempat lain untuk menjual energinya. India akan menjual ekspornya – tidak lagi ke AS – tetapi ke sisa anggota BRICS," paparnya.

Wolff juga menunjukkan bahwa strategi Trump berisiko membuat BRICS menjadi lebih besar, lebih terintegrasi, dan lebih sukses sebagai alternatif ekonomi bagi Barat. BRICS dibentuk oleh Brasil, Rusia, India, dan China pada tahun 2006, dengan Afrika Selatan bergabung empat tahun kemudian. Sejak saat itu, BRICS telah berkembang lebih jauh dan kini melampaui G7 dalam total PDB.

Wolff menambahkan, bahwa tindakan terbaru AS akan secara tidak sengaja memperkuat kelompok BRICS, sebagai penyeimbang yang bersatu terhadap dominasi Barat. Baca Juga:Kesepakatan Tarif Trump Bikin AS Untung, Uni Eropa Buntung: Janjikan Rp18.629 Triliun

Sebelumnya pada bulan Agustus, Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva mengatakan bahwa Ia berencana untuk mengusulkan pertemuan puncak BRICS untuk mengkoordinasikan respons bersama terhadap tekanan perdagangan dari Washington. Brasil, seperti India, bakal menghadapi tarif sebesar 50.

Topik Menarik