Kesepakatan Tarif Trump Bikin AS Untung, Uni Eropa Buntung:Janjikan Rp18.629 Triliun
Uni Eropa (UE) dan Amerika Serikat (AS) telah menetapkan rincian kerangka kesepakatan perdagangan dalam negosiasi tarif Donald Trump, dalam pernyataan bersama yang dirilis pada hari Kamis kemarin waktu setempat. Sementara Washington memuji perjanjian tersebut, sejumlah pemimpin UE mengkritiknya sebagai kesepakatan yang tidak seimbang.
Kesepakatan perdagangan UE dan AS mencakup tarif 15 untuk sebagian besar ekspor Uni Eropa ke AS. Sedangkan Brussel sepakat menghapus tarif pada barang-barang industri Amerika dan memberikan akses pasar preferensial untuk berbagai macam makanan laut dan barang pertanian.
Selain itu, UE juga setuju untuk membeli energi senilai USD750 miliar setara Rp12.012 triliun (kurs Rp16.016 per USD) dari AS dan berinvestasi USD600 miliar (senilai Rp9.609 triliun) di AS selama tiga tahun ke depan.
Baca Juga: 3 Sinyal Ekonomi Amerika Serikat di Ambang Resesi
UMKM Tolak Raperda KTR, Ini Alasannya
"Agenda Perdagangan America First telah mengamankan mitra dagang yang paling penting, menciptakan kemenangan besar bagi pekerja, industri, dan keamanan nasional kita," kata Sekretaris Perdagangan AS Howard Lutnick dalam sebuah posting di X, mengomentari penutupan kesepakatan itu.“Tarif seharusnya menjadi salah satu kata favorit Amerika,” tambah pejabat tersebut, yang menggambarkan kesepakatan itu sebagai “saling menguntungkan, adil, dan seimbang".
Sementara menurut Komisioner Perdagangan UE Maros Sefcovic, kesepakatan yang dicapai “setelah keterlibatan yang intensif dan konstruktif,” adalah “langkah pertama yang kuat dalam memberikan stabilitas, prediktabilitas, dan peluang.”“Bantuan akan datang untuk banyak sektor, termasuk industri mobil,” katanya dalam sebuah postingan di X.
Presiden AS, Donald Trump dan Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen menyelesaikan perjanjian perdagangan yang lebih luas pada bulan Juli, setelah berbulan-bulan negosiasi intens antara Washington dan Brussel.
Namun perjanjian tersebut mendapatkan kecaman keras dari beberapa pejabat Eropa saat ini dan sebelumnya, yang berpendapat bahwa perjanjian itu secara tidak proporsional menguntungkan Washington. Mantan kepala kebijakan luar negeri UE Josep Borrell mengatakan, bahwa kesepakatan itu merusak otonomi strategis blok tersebut.
Baca Juga: Tarif Trump Tak Akan Cukup Bayar Utang Rp603.174 Triliun, AS Bakal Krisis?Ia memberikan catatan kontradiksi dalam memfinansialisasi industri pertahanan Eropa sambil berkomitmen untuk membeli senjata besar-besaran dari AS. Dia juga mempertanyakan praktisnya mengimpor dalam jumlah besar gas Amerika.
Presiden Prancis, Emmanuel Macron juga menyuarakan kekecewaannya terhadap perjanjian tersebut, sementara Marine Le Pen menyebut kesepakatan itu sebagai "kekacauan." Perdana Menteri Hungaria, Viktor Orban menuduh von der Leyen melampaui wewenangnya dan mengklaim bahwa "Trump menghabisinya".









